Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret pemain RRQ di VALORANT Champions 2025
Potret pemain RRQ di VALORANT Champions 2025 (instagram.com/rrq_valorant)

Turnamen VALORANT Champions 2025 menghadirkan banyak kisah menarik, namun salah satu laga yang paling menyita perhatian adalah duel antara Rex Regum Qeon (RRQ) melawan MIBR pada Senin, (22/9/2025) waktu setempat. Pertandingan ini bukan sekadar laga grup biasa, melainkan penentu nasib kedua tim dari Grup B. RRQ datang dengan modal kemenangan dramatis atas Bilibili Gaming, sementara MIBR turun ke pertandingan decider setelah dikalahkan Fnatic. Kondisi ini membuat tensi laga begitu tinggi, dengan tekanan besar ada di kedua kubu.

Sayangnya, harapan fans Indonesia untuk melihat RRQ melaju ke babak playoff harus pupus. Dalam duel dua map yang berjalan cepat, RRQ harus mengakui keunggulan MIBR dengan skor identik 13-5 di Corrode dan Abyss. Dari hasil pertandingan, terlihat jelas bahwa perbedaan bukan hanya soal skor, melainkan juga strategi, pemilihan agent, hingga konsistensi eksekusi di dalam server. Berikut adalah tiga faktor RRQ kalah telak dari MIBR di VALORANT Champions 2025.

1. Kurang efektif dalam pemilihan agent

Potret pemain RRQ di VALORANT Champions 2025 (instagram.com/rrq_valorant)

Komposisi agent yang dipilih RRQ terlihat kurang mampu menjawab gaya main disiplin MIBR. Jemkin yang memakai Raze dan Monyet dengan Jett berusaha memberikan tekanan agresif, namun mereka sering kehilangan momentum karena kurangnya informasi yang biasanya bisa diberikan oleh Initiator. Xffero memang menggunakan Sova untuk mencoba mengimbangi, tetapi efektivitas recon-nya terbatas karena sudah terbaca oleh rotasi cepat MIBR.

Sebaliknya, MIBR tampil dengan line-up yang lebih seimbang. Aspas menggunakan Yoru dan Jett untuk menjadi ancaman konstan dengan fleksibilitas tinggi, sementara artzin diisi dengan peran Controller Viper yang disiplin menutup jalur serangan. Bahkan cortezia dengan Skye mampu memaksimalkan flash untuk membuka jalan bagi entry fragger. Perbedaan ini membuat MIBR punya lebih banyak opsi taktis, sedangkan RRQ sering terjebak dalam eksekusi satu dimensi yang mudah dipatahkan.

2. Statistik ACS dan K/D yang berbeda jauh

Potret pemain RRQ di VALORANT Champions 2025 (instagram.com/rrq_valorant)

Statistik menunjukkan dominasi MIBR di hampir semua lini. Aspas mencatat Average Combat Score (ACS) 255 dengan K/D/A 36/14/4 dan kill differential +22. Artzin juga stabil dengan ACS 256 serta K/D/A 30/22/1, sementara cortezia konsisten dengan 27 kill dan ACS 211. Hampir semua pemain MIBR punya kill differential positif, yang menandakan kontribusi signifikan dalam setiap ronde.

Bandingkan dengan RRQ, di mana hampir seluruh pemain mencatat angka minus. Jemkin yang menjadi tulang punggung hanya meraih ACS 179 dengan K/D/A 21/27/4, sedangkan Monyet 20/28/14 (-8) dan Xffero 23/28/3 (-5). Situasi paling sulit terlihat pada crazyguy (12/29/3, -17) dan Kushy (14/29/8, -15), yang membuat RRQ sering kehilangan pemain lebih dulu. Perbedaan statistik ini jelas menggambarkan betapa sulitnya RRQ mengimbangi tempo cepat dan mekanik tajam MIBR.

3. Koordinasi dan efektivitas utility

Potret pemain RRQ di VALORANT Champions 2025 (instagram.com/rrq_valorant)

Kelemahan lain RRQ adalah koordinasi penggunaan utility. KAST (Kill, Assist, Survive, Trade) mereka rata-rata berada di bawah 65%, bahkan Jemkin hanya mencatat 47%—angka yang sangat rendah untuk level turnamen dunia. Ini menandakan seringnya ia kehilangan duel tanpa kontribusi berarti bagi tim. Monyet dan Kushy pun hanya di kisaran 56–64%, sehingga impact mereka tidak konsisten.

Sebaliknya, MIBR jauh lebih solid. Aspas mencatat KAST 89%, artzin 72%, cortezia 81%, dan xenon bahkan 86%. Angka ini memperlihatkan betapa setiap pemain MIBR selalu terlibat aktif dalam ronde, baik lewat kill, assist, maupun trade. Mereka menggunakan smoke, flash, dan recon dengan disiplin tinggi, sehingga setiap eksekusi terlihat lebih rapi. Perbedaan efektivitas inilah yang membuat MIBR selalu berada selangkah di depan dalam skenario ronde demi ronde.

Faktor RRQ kalah telak dari MIBR di VALORANT Champions 2025 adalah pemilihan agent yang kurang efektif, perbedaan statistik individu yang sangat mencolok, dan koordinasi tim yang tidak sebaik lawan. MIBR berhasil menggabungkan strategi disiplin, pemanfaatan utility yang maksimal, dan performa individu tajam untuk menutup pertandingan dengan skor telak 2-0. Meski hasil ini pahit, pengalaman di Paris tetap menjadi pelajaran penting bagi RRQ untuk memperbaiki strategi dan konsistensi mereka di musim berikutnya. Fans pun tentu berharap RRQ bisa bangkit lebih kuat di panggung internasional mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team