Game remake memberi kesempatan bagi pemain untuk menikmati lagi game klasik favorit mereka tanpa harus menghadapi visual yang ketinggalan jaman atau animasi yang kaku. Beberapa game remake seperti Shadow of the Colossus dan Demon’s Souls dari Sony bahkan berhasil menghidupkan kembali game original-nya dengan kualitas lebih apik, sementara seri game remake 2D-HD garapan Square menawarkan sentuhan baru yang fresh. Sayangnya, di tengah banyaknya game remake bagus, ada beberapa yang justru mengecewakan karena berbagai alasan. Berikut daftarnya.
7 Game Klasik dengan Versi Remake yang Mengecewakan

Intinya sih...
Warcraft 3: Reforged kehilangan fitur, visual, dan teknis dari versi originalnya.
GTA: The Trilogy – The Definitive Edition hanyalah versi port dengan kualitas rendah.
XIII remake kehilangan daya tarik visual dan cerita dari versi originalnya.
1. Warcraft 3: Reforged
Ketika Blizzard mengumumkan bahwa mereka akan me-remake salah satu game Warcraft paling dicintai, antusiasme pemain sempat memuncak. Namun, begitu Warcraft 3: Reforged dirilis, kekecewaan muncul karena banyak janji pembaruan seperti cutscene sinematik dan fitur tambahan tak terealisasi. Parahnya lagi, beberapa hal dari game original seperti mode offline, sistem peringkat dan clan juga dihapus. Visual barunya pun juga seakan kehilangan jiwa versi original, ditambah masalah teknis yang semakin merusak pengalaman bermain. Ironisnya, versi remake ini sepenuhnya menggantikan game original-nya.
2. GTA: The Trilogy – The Definitive Edition
Mengingat nama besar seri Grand Theft Auto, tak mengherankan jika para pemain antusias ketika Rockstar mengumumkan bahwa tiga game GTA legendaris dari era PS2 akan mendapat versi remaster. Sayangnya, harapan untuk nostalgia pupus setelah pemain menyadari bahwa GTA: The Trilogy – The Definitive Edition hanyalah versi port dari iOS dengan kualitas rendah. Proses upscaling berbasis AI yang dipilih justru membuat banyak elemen visual di game ini rusak mulai dari teks yang tidak terbaca, pencahayaan yang berantakan hingga suasana khas tiap kota juga hilang.
3. XIII
XIII hanya diketahui sebagian kecil pemain karena diadaptasi dari novel grafis populer di Eropa. Ceritanya berpusat tentang seorang pria amnesia yang terjebak dalam konspirasi besar yang harus ia ungkap sendiri. Versi original yang rilis 2003 berhasil menangkap daya tarik cerita itu dengan gaya visual cel-shading yang memukau, namun sayangnya, versi remake yang rilis 2020 malah kehilangan daya tarik itu. Visualnya diubah menjadi lebih biasa saja, adegan bergaya komik diganti dengan animasi real-time dan hasil keseluruhan terasa hambar. Ditambah lagi, banyak bug yang semakin mencederai pengalaman bermain.
4. Tony Hawk’s Pro Skater HD
Di akhir tahun 90-an, olahraga ekstrem sedang naik daun dan banyak developer mencoba mengadaptasinya kedalam bentuk game. Seri Tony Hawk menjadi yang paling sukses, tapi ketika tren olahraga ekstrem mulai meredup di akhir 2000-an, seri game skateboarding itu kehilangan arah. Upaya untuk memperbarui konsep, termasuk penggunaan kontrol gerak, justru gagal menyelamatkan popularitasnya. Harapan muncul lewat Tony Hawk’s Pro Skater HD sebagai game remaster, tapi hasilnya mengecewakan. Game ini gagal karena minim lagu ikonik, hanya memiliki tujuh level, tanpa mode karir dan secara garis besar terasa kosong.
5. GoldenEye 007: Reloaded
GoldenEye 007 dulu meledak dan menjadi alasan kuat banyak pemain membeli konsol Nintendo. Namun ketika Activision merilis GoldenEye 007: Reloaded pada 2010, game remake ini gagal membangkitkan keseruan yang dimiliki game original-nya. Meski mendapat ulasan positif dan menawarkan gameplay aksi yang cepat dan responsif layaknya Call of Duty, game ini dianggap terlalu menjauh dari game original-nya. Game ini dinilai terlalu modern, terlalu serius dan minim keunikan. Alhasil, GoldenEye 007: Reloaded hanya berakhir sebagai game shooter yang solid, namun tidak istimewa sebagai game remake.
6. Flashback
Flashback bisa dibilang merupakan salah satu pelopor game bergaya sinematik. Versi original-nya yang rilis di Amiga pada 1992 memukau banyak pemain karena animasi rotoscope yang mulus, cutscene gambar tangan dan dunia sci-fi yang terasa hidup. Ceritanya mengikuti agen bernama Conrad B. Hart yang mengungkap konspirasi terkait alien. Game tersebut sempat mendapat versi remake yang rilis 2013. Namun sayang, game ini mengecewakan karena tampil dengan palet warna yang kusam, kontrol yang lamban dan elemen RPG yang terasa dipaksakan. Alih-alih menjadi penyegaran, game ini malah kehilangan identitas game original-nya.
7. The House of The Dead: Remake
Di era 90-an dan 2000-an, Time Crisis dan House of the Dead menjadi dua raja game mesin arcade yang kemudian sukses diadaptasi ke berbagai konsol rumahan. Ketika versi remake dari House of the Dead diumumkan untuk Switch oleh MegaPixel Studio, banyak yang berharap bisa menikmati pengalaman klasik dengan kontrol modern. Sayangnya, hasilnya malah diluar harapan pemain. Game remake yang satu ini malah mengemas gameplay shooter yang terasa lamban, visual yang meski sudah diperbarui tapi malah kehilangan ciri khas game original-nya dan performa keseluruhan yang tidak optimal.
Demikian tadi ulasan sekaligus rekomendasi beberapa game klasik dengan versi remake yang mengecewakan. Pernah merasakan kekecewakan ketika memainkan game-game di atas?