Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Yasuke dalam seri Assassin's Creed terbaru (dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)
Yasuke dalam seri Assassin's Creed terbaru (dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)

Intinya sih...

  • Seri Assassin's Creed Shadows resmi dirilis Ubisoft pada Kamis (20/3/2025) dengan tokoh utama Yasuke, seorang samurai berkulit hitam dari Afrika.
  • Yasuke tiba di Jepang pada tahun 1579 sebagai pengawal pribadi Alessandro Valignano, kemudian bertemu dan bekerja bersama Oda Nobunaga.
  • Game ini menuai protes dan kecaman terkait ketidakakuratan sejarah Jepang, namun mendapat ulasan yang cukup baik di Metacritic.

Selama lebih dari 1 dekade, seri Assassin’s Creed menampilkan berbagai assassin yang hidup pada era berbeda. Contohnya, Altair yang memulai waralaba ini dalam Assassin’s Creed (2007) berasal dari masa Perang Salib dan Edward Kenway dari Assassin's Creed IV: Black Flag (2013) dari masa bajak laut. Tiap karakter berperan penting dalam membentuk identitas waralaba hingga mendunia.

Entri terbaru, Assassin’s Creed Shadows, resmi dirilis Ubisoft pada Kamis (20/3/2025). Meski banyak yang menantikannya, game ini banyak menuai protes, terutama terkait ketidakakuratan sejarah. Salah satu yang paling mendapat sorotan adalah Yasuke, tokoh utama dalam Assassin’s Creed Shadows.

1.Yasuke berasal dari Afrika dan menjadi samurai terampil yang dipercaya

Yasuke dalam seri Assassin's Creed terbaru (dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)

Meskipun berlatar di Jepang, Assassin’s Creed Shadows menghadirkan karakter utama yang bukan berasal dari Negeri Sakura. Ia adalah Yasuke, seorang samurai berkulit hitam dari Afrika. Sampai saat ini, sejarawan belum mengetahui latar belakang dan kehidupan Yasuke sebelum tiba di Jepang.

Menurut catatan sejarah, Yasuke tiba di Jepang sekitar tahun 1579. Dia datang sebagai pengawal pribadi Alessandro Valignano, seorang misionaris Yesuit asal Italia. Alasan Valignano memilih Yasuke karena postur tubuhnya yang besar dan mempunyai keterampilan bertarung yang mumpuni, sehingga mampu melindunginya selama menyebarkan agama Yesuit.

2. Babak baru dalam hidup Yasuke dimulai saat bertemu dengan Oda Nobunaga

cuplikan seri Assassin's Creed terbaru (dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)

Dalam perjalanan ke Kyoto bersama Alessandro Valignano pada 1581, Yasuke bertemu dengan Oda Nobunaga, daimyo terkenal dengan strategi militer yang inovatif. Nobunaga tertarik kepada Yasuke karena penampilannya yang unik. Selain itu, Yasuke mampu berkomunikasi dalam bahasa Jepang dengan cukup baik sehingga interaksi di antara mereka berlangsung lancar.

Menurut Thomas Lockley, penulis buku African Samurai: The True Story of Yasuke, a Legendary Black Warrior in Feudal Japan (2017), Yasuke kerap berbagi cerita tentang tempat-tempat yang pernah dia kunjungi sebelum tiba di Jepang sebagai hiburan bagi Nobunaga. Setelah Valignano meninggalkan Jepang, Nobunaga pun melantik Yasuke sebagai samurai pada 1582.

3.Nasib Yasuke setelah tewasnya Nobunaga masih menjadi misteri

penampilan Yasuke dalam seri Assassin's Creed terbaru (dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)

Pada musim semi 1582, Oda Nobunaga bersama Yasuke berhasil menaklukkan Jepang bagian tengah dan berusaha memperluas kekuasaan ke barat. Namun, pada Juni tahun yang sama, salah satu pengikut Nobunaga, Akechi Mitsuhide, memberontak dan menyerang Nobunaga di Kuil Honno-ji di Kyoto. Terdesak serangan mendadak tersebut, Nobunaga mengalami luka parah dan memilih melakukan seppuku, ritual bunuh diri untuk menjaga kehormatannya.

Setelah kematian Nobunaga, Yasuke bergabung dengan putra sulung sang daimyo, Oda Nobutada, yang berlindung di vila Nijo-gosho. Meski bertahan bersama pasukan Oda yang tersisa, mereka akhirnya kalah dan ditangkap. Alih-alih memaksanya melakukan seppuku seperti samurai lainnya, Mitsuhide membebaskan Yasuke dan menyerahkannya ke gereja Yesuit di Kyoto. Inilah catatan sejarah terakhir tentang Yasuke, kesatria asing kepercayaan Nobunaga.

4.Kontroversi melingkupi Yasuke karena dianggap tidak layak menjadi tokoh sentral

penampilan Yasuke (dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)

Terlepas dari perannya sebagai tokoh sejarah, banyak orang yang memberikan kritik terkait penggambaran sejarah dalam Assassin’s Creed Shadows. Mereka menilai tidak pantas menjadikan orang asing sebagai tokoh utama dalam game bertema sejarah Jepang. Bahkan, audiens Jepang membuat petisi yang mengumpulkan hampir 100 ribu tanda tangan dalam sebulan untuk menuntut pembatalan game ini.

Sebagai tanggapan atas kritik tersebut, Ubisoft menegaskan, Assassin’s Creed Shadows merupakan kisah fiksi sejarah, bukanlah representasi sejarah yang akurat. Padahal, ini bukan pertama kalinya Ubisoft dianggap memutarbalikkan sejarah. Sebagai contoh, dalam Assassin’s Creed II (2009), Leonardo da Vinci, penemu dan seniman bersejarah, diceritakan membantu Ezio Auditore dan Assassin’s Creed Syndicate (2015) menunjukkan Ratu Victoria berinteraksi dengan Jacob dan Evie Frye. 

5. Meski terbatas dalam pergerakan, Yasuke unggul dalam pertempuran jarak dekat

penampilan Yasuke dalam game Assassin's Creed (dok. Ubisoft/Assassin's Creed Shadows)

Dalam Assassin’s Creed Shadows, Yasuke dan Naoe memiliki gaya permainan yang bak langit dan bumi. Yasuke memiliki keterbatasan dalam hal mobilitas. Hal ini berbeda dengan Naoe, ninja dari Japanese Assassin of Brotherhood, yang mampu bergerak cepat dan gesit.

Di sisi lain, Yasuke unggul dalam pertarungan jarak dekat. Sebagai samurai, dia menggunakan senjata berat yang menghasilkan damage per second (DPS) yang tinggi. Selain itu, Yasuke lebih tangguh secara fisik karena mengenakan zirah yang meningkatkan kesehatannya secara signifikan.

Terlepas dari segala kontroversinya, Assassin’s Creed Shadows tetap layak dimainkan. Adapun, game ini mendapat ulasan yang cukup baik di Metacritic. Jadi, buat kamu yang penasaran dengan kisah Yasuke, Assassin’s Creed Shadows menghadirkan perjalanan era feodal Jepang yang patut dicoba.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team