Perang Dunia II merupakan salah satu peristiwa yang sulit untuk dilupakan. Itu karena peristiwa tersebut meninggalkan trauma dan pengalaman pahit bagi sebagian masyarakat di dunia. Bahkan, berakhirnya Perang Dunia II bukanlah akhir dari masalah karena sebagian orang masih menanggung dosa dari orangtua mereka yang dianggap sebagai penjahat perang.
Hal ini dialami oleh anak-anak Lebensborn yang mengalami diskriminasi setelah Perang Dunia II karena kebencian terhadap warga keturunan Jerman. Kisah tragis tersebut memunculkan simpati dari sekelompok developer asal Norwegia, yaitu Teknopilot. Mereka berhasil mengekspresikan keprihatinan mereka melalui sebuah game yang berjudul My Child Lebensborn.
Artikel ini mengandung sedikit spoiler yang mungkin akan mengganggu kamu yang belum memainkan My Child Lebensborn. Jadi, bijak-bijaklah dalam membaca, ya.