Membangun koloni di Age of Empires IV masih tetap mengasyikkan. (dok. Relic Entertainment/Age of Empires IV)
Hampir mirip dengan serial Age of Empires sebelumnya, dalam game ini, plot dan latar belakang cerita cukup kaya akan elemen sejarah. Dalam Age of Empires IV, kamu bisa memilih peradaban yang pernah ada dalam sejarah dunia. Dimulai dari Inggris, Prancis, India, Kekaisaran Romawi Suci, Kekhalifahan Abbasiyah, dan Rusia (Rus), semua bisa dipilih sebagai faksi awal dalam permainan.
Secara umum, plot yang dihadirkan dalam Age of Empires IV agak terkesan familier dengan Age of Empires II yang dirilis pada 1999. Ia tampil dengan balutan sejarah yang khas dan megah, sesuai dengan peradaban dari masing-masing faksi yang kita pilih. Gamer pun dapat memilih begitu banyak era atau zaman yang dimulai dari abad paling awal (terbelakang), berkembang, hingga kemajuan zaman atau era keemasan.
Apa yang dipertahankan dalam serial terbarunya kali ini? Jelas bahwa sang pengembang akan bermain aman dengan pola sama persis di bidang pembangunan markas, mengoleksi sumber daya alam, membentuk pasukan, dan melatih penduduk yang ada. Sistem bermain aman seperti ini terbukti membawa kita ke dalam dunia Age of Empires yang pakem dan asli layaknya seri-seri sebelumnya.
Pada saat memainkannya, penulis segera sadar bahwa salah satu elemen yang mencolok dalam game ini adalah konsep sejarah yang dibangun secara imersif. Ya, premis yang dihadirkan secara kuat oleh developer terbukti dapat meninggalkan kesan yang cukup mendalam bagi penulis pribadi. Kita bisa melihat betapa besar kekuatan politik dan militer dari kerajaan-kerajaan di masa lalu di saat memainkan mode campaign.
Mungkin terkesan egois, tapi bagi penulis, sistem single-player yang diusung dalam Age of Empires IV jadi yang terbaik. Tak perlu kamu memainkan game ini secara multiplayer bersama teman-temanmu. Memainkan serial ini seorang diri sembari melawan AI komputer sudah dianggap sangat menyenangkan dan membuat kita lupa waktu.