Baldur's Gate: Dark Alliance akan membawa kita pada dunia yang terlupakan. (dok. Square One Games/Baldur's Gate: Dark Alliance)
Tentu ada kesan nostalgia yang penulis alami manakala memainkan game fantasi ini. Bagaimana tidak? Plot dan latar belakangnya masih saja terasa epik dan gak ketinggalan zaman. Padahal, game ini dibuat untuk pertama kali pada 20 tahun lalu, yang sebagian dari kita mungkin tidak begitu paham akan narasi yang disuguhkan.
Sejatinya, cerita dan premis yang dihadirkan dalam game ini tidaklah sukar untuk dipahami meski ia tampil dengan bobot yang cenderung masif. Baldur's Gate: Dark Alliance sendiri punya jalan cerita di tengah dunia yang terlupakan. Alam tersebut berada di Benua Faern. Pemain akan menjalankan rutinitasnya di wilayah bernama Sword Coast dan Western Heartlands.
Karakter utama seperti Vahn, Adrianna, dan Kromlech telah tiba di Baldur dan saat itu langsung diserang oleh segerombolan pencuri. Namun, alih-alih mendapatkan jawaban yang sederhana, mereka justru larut dalam kisah fantasi yang saling berkaitan satu sama lain. Meskipun cenderung linear, bisa dikatakan bahwa pembawaan jalan cerita dalam game ini mampu tampil unik dan berbeda.
Ada beberapa babak atau bagian yang dihadirkan oleh developer. Babak I lebih banyak berlangsung di Baldur. Sementara itu, Babak II akan menceritakan kisah sebagian besar karakter di Sunset Mountains. Lalu, pada Babak III, kisah akan terjadi di Marsh of Chelimber. Semuanya saling terkait dan tugasmu adalah menjalankan keseluruhan premis yang ada hingga tuntas.
Apakah plot macam ini tidak terlihat repetitif? Well, di mata penulis, game ini masih bisa menghadirkan cerita yang kompleks tanpa membuat bosan, terlepas dari tampilan visualnya yang sangat standar. Akan tetapi, jika kamu pernah menamatkan game ini di konsol PS2, mungkin memainkannya kembali hanya sebatas mengembangkan nostalgia saja, alih-alih menikmati alur ceritanya.