Plot yang dihadirkan dalam game Ghostwire: Tokyo tidak begitu dalam. (dok. Tango Gameworks/Ghostwire: Tokyo)
Di sini, kamu akan berperan sebagai Akito Izuki, orang biasa yang kebetulan tengah berada di Distrik Shibuya untuk menjenguk adiknya yang tengah dirawat di rumah sakit. Sayangnya, Akito harus meninggal dunia karena mobil yang ia tumpangi mengalami kecelakaan fatal. Alih-alih menuju ke dunia lain, Akito malah harus menjalani hari-harinya di dunia nyata.
Yup, dengan bantuan beberapa mantra atau roh, Akito bisa dibangkitkan kembali dari kematian. Sebetulnya, penulis sudah merasakan bahwa plot atau kisah supernatural yang akan disampaikan dalam game ini bakal bersifat repetitif. Benar saja, alih-alih mengedepankan elemen supernatural yang padat dan menyeramkan, Ghostwire: Tokyo justru berjalan linier dengan kisah aksi yang begitu kental.
Penulis pun seolah merasa déjà vu dengan game horor berjudul Resident Evil 6. Pasalnya, elemen-elemen horor yang seharusnya bisa dituangkan dengan maksimal malah terasa kabur karena aksi-aksi memukau dari semua karakternya. Nah, dalam game ini juga demikian. Kita bisa melakukan aksi-aksi yang mengasyikkan dalam berburu hantu di Jepang.
Bahkan, ada beberapa gerakan bela diri karate di sini. Ya, itu sebabnya penulis menyatakan bahwa game ini merupakan hibrida alias gabungan antara aksi bela diri dengan ilmu sihir—atau apa saja yang berkaitan dengan roh. Kembali ke plot utama, seisi kota dipenuhi dengan kabut misterius yang sebetulnya juga tak terjadi secara alami. Jelas ada sosok misterius di balik kejadian aneh ini.
Kekuatan sihir yang dapat kita kendalikan di sini dinamakan Ethereal Weaving. Kemampuan ini merupakan pemberian dari sosok yang bernama KK, karakter berupa bayangan dan dapat memasuki tubuh Akito. Oke, sudah mengerti garis besar plot dan latar ceritanya, bukan? Pada intinya, hubungan spiritual antara Akito dan KK menjadi benang merah dalam game ini.
Saat KK ingin membalas dendam pada sang penjahat utama, di lain sisi, Akito gak punya urusan dengan semua hantu di dunia nyata. Akito sendiri hanya ingin menyelamatkan adiknya yang kebetulan diculik oleh antagonis utama dengan topeng cukup mengerikan. Selama penulis memainkannya, sebagian besar narasi cerita memang hanya menitikberatkan pada kisah Akito dan KK saja.
Jadi, jika kamu mengharapkan game ini layaknya Silent Hill atapun The Evil Within, mungkin ada baiknya tidak berekspektasi berlebihan. Meskipun ada beberapa kisah yang menggugah pemain, tetap saja semua narasinya agak terkesan membosankan di mata penulis. Apa ada plot twist dalam game ini? Siapa dan apa rencana jahat sesungguhnya dari antagonis utama? Jika penasaran, kamu bisa membelinya di Steam atau PlayStation Store.