[REVIEW] Halo Infinite—Memuaskan Dahaga Penggemar Master Chief

Apa yang wajib ada dalam sebuah game first-person shooter atau FPS? Yup, sedikit di antaranya adalah mekanisme gameplay dan kualitas narasi ceritanya. Lalu, jangan lupakan juga bagaimana developer meramu plot yang ada di berbagai misi. Bagaimana dengan visualnya? Well, bisa dikatakan bahwa urusan grafis mungkin menjadi hal paling akhir untuk dinilai.
Sebuah waralaba berjudul Halo sudah eksis di dunia game sejak 2001 dan menjadi fondasi bagi seri-seri megah selanjutnya. Nah, Halo sendiri memang terkenal dengan FPS bermekanisme taktis dan kompleks. Belum lagi plot dan premisnya memang tidak mudah ditebak. Untuk urusan grafis pun, game yang satu ini selalu hadir dengan kualitas visual yang memanjakan mata.
Pada 16 November 2021 lalu, 343 Industries melalui Xbox Game Studios kembali merilis serial ini dengan judul Halo Infinite. Steam merilis gratis khusus versi multiplayer-nya. Sementara, untuk versi campaign-nya, pihak pengembang menjualnya seharga Rp699 ribu. Penasaran dengan review Halo Infinite? Yuk, disimak!
1. Gaya cerita yang tidak linear
Singkat saja, di mata penulis, Halo Infinite tampil dengan gaya cerita yang tak pakem seperti biasanya. Ya, ia berani tampil beda dengan menyodorkan berbagai macam premis yang berjalan tidak linear sama sekali. Master Chief akan ditugaskan di sebuah dunia bernama Zeta Halo. Misi-misi dalam zona tersebut memang terjadi secara agak serampangan.
Open world tidak dibuat dengan sangat kental mengingat dunia yang dihadirkan tidak sepenuhnya terbuka. Namun, ada banyak fitur dan mekanisme open world yang apik karena sudah dipadukan dengan sedikit RPG. Misi-misi berat khas Halo jelas akan kamu jalani, seperti menghancurkan markas lawan, menghentikan kegiatan pabrik misil, membebaskan tawanan, dan mengambil alih fasilitas FOB atau Flight Operations Buildings.
Ada pengalaman yang cukup intens dirasakan oleh penulis pada saat memainkan Halo Infinite. Menjelajahi dunia Zeta dan menemukan banyak misi membuat game ini terasa sangat berwarna sekaligus berbobot. Secara umum, nyaris seluruh narasi yang dikembangkan oleh developer sudah berciri khas Halo banget. Bahkan, penulis menganggap bahwa seharusnya game Halo wajib dibuat seperti ini.
Apakah misi-misi yang dijalankan terasa repetitif? Tidak sama sekali. Meskipun kita bakal menghadapi banyak minibos, semuanya dapat dijalankan tanpa rasa jenuh. Oh, ya, kendati bergaya acak dan tidak linear, bukan berarti plot yang dihadirkan terasa sulit untuk diikuti. Nyatanya, penulis masih bisa mengikuti alur Halo Infinite dengan perasaan yang asyik dan menyenangkan.