[REVIEW] Iron Conflict—Jalankan Strategi di Tengah Pertempuran Solid

Iron Conflict adalah sebuah game berbasis real-time strategy (RTS) yang dimainkan secara multiplayer dan online. Game ini dibuat oleh Angela Game dan dirilis di bawah Imperium Interactive Entertainment Limited pada 8 Januari 2021. Nah, sepintas game ini sangat mirip dengan Command & Conquer Zero Hour dan Company of Heroes, tapi dengan jenis armada tempur yang lebih bervariasi.
Kali ini, penulis akan mengulas game ini secara ringkas. Apakah Iron Conflict sanggup memuaskan dahaga pencinta RTS modern atau justru game ini akan ditinggalkan begitu saja oleh gamer? Yuk, simak review Iron Conflict berikut ini.
1. Pertempuran solid yang terkesan linear
Latar belakang cerita yang ditampilkan dalam Iron Conflict tidaklah begitu dalam. Ia hanya dihadirkan ke dalam sebuah tema peperangan yang cukup masif dan kita tentu akan terlibat di dalamnya. Secara umum, penulis memaklumi akan dangkalnya premis yang dihadirkan mengingat game ini berjalan pada sistem online dan menitikberatkan pada mekanisme multiplayer.
Terlepas dari betapa linearnya premis yang dihadirkan, peperangan yang gamer jalankan terasa begitu solid dan seru. Hal ini tak bisa dilepaskan dari banyaknya pilihan armada tempur yang ada. Yup, Angela Game rupanya cukup cerdik dalam membidik pasar RTS kali ini. Mereka menghadirkan berbagai macam jenis senjata, kendaraan, armada, bahkan mekanisme perang uniknya masing-masing.
Oh, ya, karena statusnya yang masih sebagai early access, developer bisa mengembangkan game ini lebih baik lagi—tentunya sesuai dengan selera gamer. Karena game ini bisa dimainkan secara gratis di Steam, kini ada banyak gamer yang terlibat aktif dalam faksi di Iron Conflict. Hal ini jarang dinikmati sebelumnya—pada saat berbayar—dan pemain kala itu hanya melawan AI komputer.