Pemain bisa melihat spesies dinosaurus secara detail dalam Jurassic World Evolution 2. (dok. Frontier Developments/Jurassic World Evolution 2)
Kenapa penulis menyatakan bahwa game ini cukup identik, bahkan terkesan sama dengan seri sebelumnya? Itu karena plot dan teknis gameplay yang diusung memang terasa sama saja. Alih-alih menawarkan sesuatu yang lebih ambisius, Jurassic World Evolution 2 justru hanya akan menempatkan kita pada mekanisme yang sangat linear.
Sebetulnya, tidak ada salahnya juga akan hal ini mengingat kita masih bisa memainkan mode Sandbox yang akan menyita waktu secara masif. Namun, dengan game pertama yang begitu dipuja, sekuel kali ini masih kurang menyedot perhatian. Padahal, ada begitu banyak hal yang sudah ditambahkan oleh developer ke dalam game ini.
Ya, tambahan-tambahan tersebut terkait dengan spesies dinosaurus yang ada di taman kita. Ada lebih dari 75 jenis spesies yang bisa dihidupkan kembali dalam game ini. Malah, developer juga menyuntikkan berbagai macam mekanisme otomatis supaya semua hewan dapat bergerak sesuai dengan nalurinya di alam liar, seperti dominasi, berburu, memangsa, dan lain sebagainya.
Nah, sialnya lagi, penulis menemukan begitu banyak kejadian aneh yang seharusnya tidak perlu terjadi, misalnya pergerakan dinosaurus yang kadang membingungkan atau penumpukan kendaraan yang membuat mereka tampak bodoh dan menjengkelkan. Apakah hal ini terjadi karena AI yang tidak cukup pintar? Mungkin saja jika tidak mau dikatakan sebagai bug atau glitch yang mengganggu.
Oh, ya, sebetulnya ada mode lain yang bisa dimainkan, yakni Chaos Theory. Mode ini sangat bersinggungan dengan premis dari versi film aslinya. Apa menarik untuk diikuti? Bagi penulis, sih, biasa saja. Ada sisi yang menyenangkan dalam merawat hewan-hewan purba tersebut. Namun, di sisi lain, rasa jenuh juga makin meningkat manakala penulis sudah memainkannya di atas 7 jam.