[REVIEW] Jurassic World Evolution 2—Konservasi Taman yang Repetitif

Membangun sebuah taman dan kebun binatang mungkin sudah menjadi keasyikan tersendiri dalam sebuah simulasi permainan video. Kita bisa tengok beberapa judul terkenal, macam Zoo Tycoon, Planet Zoo, dan Jurassic World Evolution. Uniknya, developer dari kebanyakan game simulasi tersebut adalah pihak yang sama, yakni Frontier Developments.
Yup, developer tersebut memang sudah terkenal membuat beberapa game simulasi untuk platform Windows (PC) sejak era 2000-an. Nah, pada 9 November 2021 lalu, mereka kembali merilis sebuah judul game yang digadang-gadang menjadi salah satu simulasi hewan purba terbaik, yakni Jurassic World Evolution 2.
Bagaimana petualangan penulis dalam berdampingan dengan hewan-hewan purba tersebut? Ketimbang penasaran, simak saja ulasan dan review Jurassic World Evolution 2 berikut ini. Yuk, dibaca!
1. Proyek megah untuk menampung hewan purba
Secara umum, plot dan premis yang ditawarkan masih mirip dengan versi filmnya. Kamu sebagai pemain akan ditugaskan untuk membangun, merawat, mengelola, dan tentu berhubungan langsung dengan taman besar yang memuat dinosaurus. Ya, hewan yang akan kamu pelihara di sini adalah berbagai macam spesies dari dinosaurus dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Gamer juga akan melakukan banyak tugas yang berhubungan dengan keamanan dan isolasi. Itu artinya, kamu bertanggung jawab untuk membuat sebuah dunia Jurassic yang aman dan tidak membahayakan manusia. Konsep akan latar belakang cerita ini tentu saja terkesan sangat luas dan megah. Namun, sayangnya, entah kenapa penulis merasa bahwa plot yang dihadirkan terkesan sangat repetitif dengan seri sebelumnya.
Jika pernah memainkan seri pertama yang dirilis pada 2018, kamu akan segera paham bahwa Jurassic World Evolution 2 hanya menawarkan perubahan minor—terutama dalam hal visual. Campaign baru memang dirasa cukup mengasyikkan, tapi tetap saja kurang membekas di hati. Ia hanya berjalan pada sebuah tutorial atau latihan khusus sebelum kita diterjunkan ke dalam dunia Jurassic yang sesungguhnya.
Jelas bahwa developer terkesan hanya melakukan copy paste dengan seri pertamanya yang sudah sukses terjual 3 juta kopi di seluruh dunia. Well, proyek megah yang ambisius seolah dikerdilkan dengan cerita campaign yang dangkal, bahkan terasa sangat pendek. Kendati demikian, ia masih mengasyikkan untuk kamu jalankan.
Bisa ditebak bahwa ujung-ujungnya kita hanya akan menghabiskan banyak waktu di mode Sandbox dan Challenge. Pemain akan dibekali sebuah lahan kosong dan kita bisa dengan bebas mengolahnya menjadi taman untuk dinosaurus. Jangan khawatir dibatasi waktu dan uang sebab dalam Sandbox, semuanya bisa bebas dilakukan tanpa batasan kedua hal teknis tadi.
Lalu, bagaimana dengan mode Challenge? Bagi penulis, mode ini cukup membuat stres karena memang tantangannya sangat intens dan berbeda. Pada intinya, tutorial wajib kamu jalankan jika baru saja memainkan game ini. Menguasai mekanisme dan gaya permainan dari Frontier Developments akan membuat kalian dengan cepat menjadi orang di balik kejayaan taman purba terbesar di Bumi.