[REVIEW] King's Bounty II—Pesona RPG di Tengah Gaya Visual Kuno

Apa yang ada di benakmu jika mendengar tentang role-playing game (RPG)? Pastinya, pikiranmu akan melayang ke dunia fantasi superbesar dengan berbagai macam makhluk mitos di dalamnya. Dalam RPG, kita juga kerap diajak bertualang ke negeri dongeng yang memiliki latar cerita kompleks, rumit, panjang, dan mungkin ribet untuk diikuti.
Namun, itulah esensi dari permainan tersebut. Banyak game berbasis RPG memang harus menjual cerita, karakter, politik, dunia fantasi, dan segala macam pernak-perniknya sebagai bagian dari pesona atau daya tarik. Jika sebuah RPG tak lagi memesona, ia akan kesulitan untuk berdiri di samping game-game RPG lainnya.
Nah, kali ini, kita akan melihat bagaimana sebuah game berjudul King's Bounty II harus bersaing di tengah ganasnya industri permainan video. Apakah game garapan 1C Entertainment tersebut bisa dianggap sebagai RPG yang menarik? Yuk, simak review berikut ini.
Ulasan ini mengandung spoiler!
1. Politik, politik, dan politik
Jika mengikuti game berjudul Dragon Age: Origins atau The Elder Scroll: Skyrim, mungkin dengan mudah kita bisa menikmati bagaimana rumitnya kekacauan politik di dunia dari kedua game tadi. Nah, alih-alih memilih plot berbeda, King's Bounty II juga menerapkan jalan cerita yang serupa meskipun tidak sama persis. Politik dan segala kerumitannya masih menjadi latar kuat untuk membangkitkan game yang satu ini.
Kamu akan terlibat pada pusaran dan kehidupan politik di dunia Nostria. Tentu saja ada namanya pengkhianatan, sabotase, konspirasi, dan plot twist dari alur cerita King's Bounty II. Sudah bisa ditebak, karakter utama akan hadir dan ujung-ujungnya pasti terlibat dengan kekacauan tersebut hingga membawanya pada sebuah misi penyelamatan kerajaan.
Sebetulnya, game yang dirilis pada 24 Agustus 2021 ini merupakan lanjutan dari game sebelumnya, King's Bounty yang dibuat 31 tahun lalu. Ya, game pertamanya dirilis pada 1990 dan kala itu sempat menjadi salah satu RPG terbaik. Ada juga King's Bounty: The Legend yang dirilis pada 2008 dan sama-sama mendulang ulasan positif. Namun, sepertinya kali ini 1C Entertainment sangat bergantung dengan kesuksesan mereka di masa lalu.
Dengan segala kerumitan plot ceritanya, masih cukup sulit bagi King's Bounty II untuk bersaing dengan banyak RPG lainnya. Bahkan, plot cerita pendahulunya masih dirasa lebih bagus—setidaknya, dari sudut pandang penulis. Sebagai karakter utama, kita akan diajak untuk melihat dan memperbaiki kerajaan-kerajaan yang berantakan. Keberadaan bandit yang awalnya cukup memotivasi dalam bertarung lama-lama justru akan dirasa sedikit mengganggu.
Terlepas dari semuanya itu, satu yang penulis suka adalah cara interaktif kita dalam merekrut pasukan atau pengikut. Kita akan terlibat aktif dalam pengembangan, pelatihan, dan kepemimpinan dari pasukan-pasukan kita. Serunya lagi, jalan cerita dibuat tidak linear. Kita gak akan pernah tahu siapa yang akan mengkhianati kita. Sebaliknya, kita pun bisa mengkhianati kepercayaan mereka.