Karakter bernama Mono di tengah mimpi yang aneh dalam Little Nightmares II. (dok. Bandai Namco Entertainment/Little Nightmares II)
Dalam game ini, kita akan memainkan karakter bernama Mono, seorang anak laki-laki yang mengenakan kantong kertas di kepalanya. Jika dibandingkan dengan karakter di seri pertamanya, sosok Mono di sini tampil sangat berbeda ketimbang Six. Ya, Six sendiri merupakan tokoh utama dalam Little Nightmares seri pertama yang sama-sama berjuang di tengah dunia mimpi.
Namun, alih-alih memakai pakaian layaknya Six, Mono justru digambarkan dalam tampilan yang agak creepy. Meskipun tampak aneh dan mengerikan, Mono ternyata sosok yang sangat setia kawan dan tak segan membantu siapa saja yang membutuhkan. Nah, jika disederhanakan, plot cerita dalam game ini memang berkutat pada dunia mimpi yang dialami oleh Mono.
Secara umum, apa yang dialami Mono dan Six dalam mimpinya merupakan kisah persahabatan yang memang sengaja ditonjolkan oleh developer. Berulang kali Six terjebak dan diculik oleh hantu penghuni alam mimpi, berulang kali pula Mono harus berjibaku menyelamatkannya. Uniknya, kebersamaan dan kerja sama yang apik dari keduanya telah menjadi mekanisme permainan yang cukup pakem.
Mungkin plot dan jalan cerita macam ini akan dianggap dark dan tidak mudah diterima bagi semua kalangan gamer. Akan tetapi, terlepas dari unsur aneh dan kesadisannya, inti cerita justru menekankan pada jalinan persahabatan serta perjuangan dari Mono dan Six. Apakah ceritanya bersifat linear? Tidak juga sebab dalam banyak hal, pemainlah yang menentukan keseluruhan plot ceritanya.
Dengan kata lain, posisi prekuel dan sekuel tidak begitu penting untuk diangkat dalam Little Nightmares II. Sebaliknya, kita sebagai gamer dibebaskan untuk memiliki dan menciptakan sudut pandang sendiri mengenai game ini. Itu sebabnya, sensasi dan perasaan dari masing-masing gamer bisa sangat berbeda setelah memainkan kisah Mono secara keseluruhan.