Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
The Lord of the Rings: Gollum (dok. Daedalic Entertainment/The Lord of the Rings: Gollum)

The Lord of the Rings merupakan narasi yang begitu megah. Ia bahkan sukses diangkat ke berbagai media. Waralaba ini sendiri diawali dengan novel karangan JRR Tolkien yang tampak solid dari mula-mula. Ketika filmnya ada di layar lebar, antusiasme penonton dan penggemar pun tak terbendung.

Belakangan, versi game pun cukup digemari. Judul besar seperi The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring, The Hobbit, The Lord of the Rings: The Return of the King, dan Middle-earth: Shadow of Mordor menjadi karya yang apik. Mereka berkaitan langsung dengan semesta fiksi rekaan Tolkien.

Terbaru, ada The Lord of the Rings: Gollum, sebuah game yang tidak kalah megah di semesta fiksi The Lord of the Rings. Apakah game ini bisa memenuhi ekspektasi gamer dan penggemar? Kamu yang belum membeli dan memainkannya mungkin bisa membaca dan menyimak review The Lord of the Rings: Gollum ini.

1. Kisah Gollum didominasi premis repetitif

The Lord of the Rings: Gollum bakal mengajakmu bertualang dari sudut pandang Gollum. (dok. Daedalic Entertainment/The Lord of the Rings: Gollum)

Meski tidak sepenuhnya hafal dengan karakter dan dunia The Lord of the Rings, penulis tetap menyukai kemegahan narasi yang ditampilkan. Momen ini mirip seperti kita mengikuti kisah RPG yang ada di dunia gaming. Jumlah karakter yang masif, plot cerita yang luas, dan kualitas visual memanjakan mata adalah sederet elemen penting untuk menjadikan karya RPG makin terlihat hebat.

Hal itulah yang sebetulnya diharapkan penulis dan mungkin oleh gamer lainnya ketika memainkan The Lord of the Rings: Gollum. Sayangnya, mengikuti kisah Gollum dalam game ini malah berujung kepada rasa bosan. Ya, tentunya kamu akan menggerakkan karakter Gollum yang ada di alam Barad-dur, sebuah benteng besar yang berada di wilayah kekuasaan Sauron di Mordor.

Kita akan diajak berkelana dan berusaha untuk membebaskan diri dari penjara Barad-dur yang sangat luas. Sayangnya, narasi cerita yang dihadirkan juga hanya berkaitan dengan kisah yang datar dan repetitif. Narasi The Lord of the Rings yang seharusnya pekat dengan hal-hal yang megah justru terasa sangat hambar di sini.

Gollum sendiri merupakan sosok fiktif yang pertama kali dikenal dalam novel The Hobbit. Ketika kehilangan cincin (sang cincin utama), ia berusaha untuk terus mendapatkannya kembali. Namun, di tengah petualangannya, Gollum harus tertangkap oleh pasukan Sauron yang sama-sama mencari cincin utama.

Apakah Gollum berhasil bebas dari penjara Barad-dur yang dipenuhi dengan pasukan Sauron? Nah, jika suka dengan kisah The Lord of the Rings dari sudut pandang yang lain, kamu bisa mencoba memainkannya. Namun, sekali lagi, kisah dalam The Lord of the Rings: Gollum bisa saja terasa sangat repetitif dan jauh dari ekspektasi.

2. Mekanisme gameplay yang kurang presisi

Editorial Team

Tonton lebih seru di