Dari sisi jadwal, Mohamed Salah berpotensi bakal menemui tantangan untuk mencetak gol maupun assist dalam tiga gameweek berikutnya. Liverpool akan berhadapan dengan Everton, Crystal Palace, dan Chelsea, tiga tim yang hingga pekan keempat masih mencatat selisih gol positif. Terlebih dalam empat laga terakhir, The Reds baru mampu memastikan kemenangan lewat gol pada menit-menit akhir.
Sementara itu, Erling Haaland juga akan menghadapi ujian dalam tiga laga berikutnya melawan Arsenal, Burnley, dan Brentford. Meski begitu, peluangnya untuk mencetak gol atau assist lebih terbuka lebar, khususnya saat menghadapi Burnley dan Brentford. Performa Haaland yang tengah tajam dengan torehan 5 gol dari 4 laga awal, ditambah 6 gol saat jeda internasional, membuatnya tetap menjadi kandidat kapten bagi para manajer FPL.
Berdasarkan potensi keduanya, Haaland tampak lebih layak dibeli berkat ketajaman dan konsistensinya dalam mencetak gol, terutama menghadapi Burnley dan Brentford yang pertahanannya relatif rapuh. Sebaliknya, Salah dengan jadwal sulit dan performa yang cenderung bergantung kepada momen akhir laga bisa menjadi kandidat untuk dijual sementara waktu, meski kepemilikannya yang tinggi membuat langkah itu penuh risiko. Bagi manajer yang mengincar kestabilan, Salah tetap bisa dipertahankan, tetapi mereka yang mencari keuntungan peringkat besar sebaiknya mempertimbangkan Haaland sebagai investasi utama.
Pada akhirnya, keputusan memilih Mohamed Salah atau Erling Haaland kembali dengan preferensi strategi masing-masing manajer FPL. Apakah ingin bermain aman dengan Salah yang populer atau mengejar peluang besar bersama Haaland yang lebih tajam, keduanya tetap menghadirkan dilema menarik yang menjadi bumbu utama Fantasy Premier League pada 2025/2026.