5 Fakta Claude 3.5 Sonnet dari Anthropic, Ungguli GPT-4o?

Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali dihebohkan dengan peluncuran Claude 3.5 Sonnet, model AI terbaru dari Anthropic. Sebagai bagian dari keluarga Claude 3.5, Sonnet hadir dengan sejumlah peningkatan signifikan yang menjanjikan performa unggul dalam berbagai tugas. Anthropic mengklaim bahwa model terbarunya ini mampu mengalahkan atau menyamai performa GPT-4o dari OpenAI dan Gemini dari Google dalam berbagai evaluasi.
Claude 3.5 Sonnet dari Anthropic membawa inovasi baru dalam hal kecepatan, pemahaman konteks, dan kemampuan teknis yang lebih canggih. Model ini tidak hanya menawarkan kecepatan pemrosesan dua kali lipat dari pendahulunya, tetapi juga menunjukkan peningkatan substansial dalam memahami nuansa, humor, dan instruksi kompleks. Lantas, apa saja yang membuat Claude 3.5 Sonnet begitu istimewa? Mari kita telusuri lima fakta menarik tentang model AI terbaru dari Anthropic ini.
1. Lompatan besar dari model sebelumnya
Claude 3.5 Sonnet bukanlah sekadar pembaruan biasa. Model ini membawa peningkatan substansial dari pendahulunya, Claude 3 Opus. Salah satu keunggulan utamanya adalah kecepatan pemrosesan yang dua kali lipat lebih cepat. Bayangkan, dengan kecepatan ganda ini, berbagai tugas kompleks dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih singkat!
Tak hanya soal kecepatan, Claude 3.5 Sonnet juga menunjukkan kemajuan dalam memahami nuansa, humor, dan instruksi yang rumit. Ini berarti interaksi dengan AI menjadi lebih natural dan kontekstual. Kemampuan ini membuat Claude 3.5 Sonnet lebih efektif dalam menangani tugas-tugas yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang konteks dan nada komunikasi.
Dalam hal kemampuan teknis, Claude 3.5 Sonnet juga mencatatkan peningkatan signifikan. Dalam evaluasi coding internal Anthropic, model ini berhasil memecahkan 64 persen masalah, jauh melampaui Claude 3 Opus yang hanya mampu menyelesaikan 38 persen. Kemampuan penalaran visualnya pun tak kalah mengagumkan, terutama dalam menginterpretasikan grafik dan bagan. Sonnet 3.5 juga dapat mentranskripsikan teks dari gambar yang tidak sempurna dengan akurasi tinggi.
2. Bersaing ketat dengan raksasa AI lainnya
Anthropic tidak main-main dalam mengklaim keunggulan Claude 3.5 Sonnet. Model ini diklaim mampu mengalahkan atau menyamai performa GPT-4o dari OpenAI dan Gemini dari Google dalam berbagai evaluasi. Klaim ini tentu menarik, mengingat kedua pesaingnya tersebut juga terus melakukan pembaruan.
Claude 3.5 Sonnet menetapkan standar baru dalam beberapa benchmark penting. Untuk penalaran tingkat pascasarjana (GPQA) dan pengetahuan tingkat sarjana (MMLU), model ini diklaim unggul dibanding pesaing-pesaingnya. Begitu pula dalam hal kemampuan coding, yang diuji melalui benchmark HumanEval.
Melansir dari The Verge, Claude 3.5 Sonnet berhasil mengungguli GPT-4o, Gemini 1.5 Pro, dan Llama 3 400B dari Meta dalam tujuh dari sembilan benchmark keseluruhan dan empat dari lima benchmark visual. Meski demikian, perlu diingat bahwa benchmark AI ini tetap perlu dipandang secara kritis.
3. Rilis bersama fitur Artifacts
Salah satu inovasi menarik yang diperkenalkan bersamaan dengan peluncuran Claude 3.5 Sonnet adalah fitur Artifacts. Fitur ini menghadirkan cara baru bagi pengguna untuk berinteraksi dengan AI, khususnya dalam hal menghasilkan dan mengedit konten. Artifacts memungkinkan pengguna melihat, mengedit, dan membangun konten yang dihasilkan AI secara real-time dalam jendela terpisah.
Misalnya, jika kamu meminta Claude untuk membuat kode atau merancang sebuah website, hasilnya akan muncul di jendela Artifacts. Kamu juga bisa langsung mengedit atau mengembangkan hasil tersebut tanpa perlu berpindah ke aplikasi lain. Anthropic menyebut fitur ini sebagai langkah awal menuju visi yang lebih besar. Ke depannya, Claude diharapkan bisa menjadi lingkungan kerja yang lebih kolaboratif bagi tim, perusahaan maupun organisasi.
4. Claude 3.5 Sonnet dapat diakses secara gratis
Claude 3.5 Sonnet kini tersedia secara gratis di platform Claude.ai dan aplikasi iOS Claude. Namun, ada batasan penggunaan untuk akun gratis. Bagi yang membutuhkan akses lebih luas, tersedia paket langganan Claude Pro dan Team dengan batas penggunaan yang jauh lebih tinggi.
Untuk pengembang dan bisnis yang ingin mengintegrasikan Claude 3.5 Sonnet ke dalam aplikasi mereka, model ini juga tersedia melalui API Anthropic, Amazon Bedrock, dan Vertex AI dari Google Cloud. Harganya cukup kompetitif, yakni 3 dolar AS (sekitar Rp50 ribu) per satu juta token input dan 15 dolar AS (sekitar Rp246 ribu) per satu juta token output. Model ini disebut memiliki jendela konteks sebesar 200K token.
5. Anthropic akan rilis Claude 3.5 Opus dan Haiku tahun ini
Peluncuran Claude 3.5 Sonnet bukanlah akhir dari inovasi Anthropic. Perusahaan ini telah mengumumkan rencana untuk melengkapi keluarga Claude 3.5 dengan merilis Claude 3.5 Haiku dan Claude 3.5 Opus pada tahun ini juga. Masing-masing model ini diperkirakan akan memiliki kelebihan tersendiri, menyesuaikan kebutuhan pengguna yang beragam.
Selain itu, Anthropic juga sedang mengembangkan modalitas dan fitur baru untuk mendukung lebih banyak use case bisnis. Salah satu yang menarik perhatian adalah fitur Memory, yang akan memungkinkan Claude mengingat preferensi dan riwayat interaksi pengguna. Fitur ini diharapkan dapat membuat pengalaman pengguna lebih personal dan efisien.
Peluncuran Claude 3.5 Sonnet dari Anthropic menjadi bukti nyata betapa cepatnya perkembangan teknologi AI. Hanya dalam hitungan bulan, kita menyaksikan lompatan-lompatan besar dalam kemampuan model AI. Nah, apakah kamu tertarik mencoba model paling mutakhir dari Anthropic ini?