ilustrasi Kalbe Analytics Expo 2025 (IDN Times/Rifki Wuda)
Dalam pemaparannya, Charlie menyoroti berbagai kondisi kesehatan yang bisa dideteksi dan ditangani lebih akurat dengan pendekatan genomics dan cloud computing. Teknologi ini memungkinkan analisis data genetik dalam skala besar untuk mengidentifikasi faktor risiko dan memberikan perawatan yang lebih personal.
Berdasarkan data yang ditampilkan, terdapat 67 temuan kesehatan yang bisa ditindaklanjuti secara klinis. Ini mencakup berbagai kategori penyakit, seperti:
- Metabolic: Mutasi MODY dan ABCC8, resistensi insulin, serta hipokalemia.
- Cardiovascular: Plak karotis, fibrilasi atrium, dan hipertensi stadium II.
- Heme/Onc (Hematologi/Onkologi): Gen risiko onkologis (APC, SDHB), limfoma, serta α dan β thalassemia.
- Infectious: Penyakit Lyme yang bisa dideteksi melalui wearable technology.
- Other: Sleep apnea dan macroalbuminuria.
Dengan adanya integrasi genomics dan cloud, para peneliti dan tenaga medis bisa lebih cepat mengakses serta menganalisis dataset genomik.
Pemanfaatan AI, genomics, dan cloud computing dalam dunia kesehatan membuka peluang besar untuk diagnosis yang lebih akurat. Meski masih menghadapi tantangan seperti biaya dan penguasaan teknologi, kolaborasi antara industri, akademisi, dan pemerintah bisa mempercepat adopsinya.