Jefrey Joe, General Partner Alpha JWC Ventures (IDN Times/Misrohatun)
Dengan populasi lebih dari 270 juta, kelas menengah yang semakin tech-savvy, dan ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai USD124 miliar pada 2025, Indonesia berada di dalam persaingan AI yang menarik perhatian pemain teknologi dan investor global.
Menurut Jefrey Joe, General Partner Alpha JWC Ventures, manusia harus hidup bersama dengan mesin, termasuk kecerdasan buatan, karena tenaga kerja dan juga otomatisasi akan mengharuskan kita untuk hidup berdampingan.
"Jadi AI bagi kami adalah peluang jika kami mengelolanya dengan baik dan menarik. Kami percaya bahwa AI akan menjadi masa depan di Indonesia," katanya.
Alpha JWC percaya bahwa dengan niat baik, AI dapat mengubah industri secara positif, menyelesaikan tantangan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Mereka terdorong oleh misi tersebut dan ingin menempatkan Indonesia pada peta sebagai salah satu pemain di bidang AI.
"Dibandingkan negara lainnya, Tanah Air mungkin masih dalam tahap awal dalam adopsi dan pengembangan AI. Tapi disitulah letak keunikannya, di mana masih banyak ruang untuk inovasi dan kemajuan. Alpha JWC ingin berada di sana sejak awal, berkolaborasi dengan mitra yang tepat untuk mewujudkannya," imbuh Jefrey.
Program AIIP didukung oleh sponsor korporat yang juga memiliki ketertarikan sama, seperti Siloam Hospitals, Mandiri Capital Indonesia (MCI), hibank (bagian dari Grup BNI), Gtech Digital Asia (perusahaan digital bagian dari Grup Giti & MAP), Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI), Otoritas IKN (otoritas ibu kota baru), RGE (perusahaan global berbasis sumber daya dengan AUM USD35 miliar), dan BRI Ventures.