Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, DxOMark melakukan pengujian terhadap kamera, lensa, dan perangkat seluler. Pengujian dilakukan melalui tahap khusus. Pada prosesnya hal yang dicek meliputi target pengujian, sistem pencahayaan, kotak lampu, pengukur cahaya, telemeter, spektrometer, dan peralatan khusus lainnya, seperti melansir laman Dxomark.
Pada pengujian kamera ponsel, DxOMark menyertakan pengujian persepsi yang berdasar atas pengalaman penggunaan. DxOMark pun sudah merancang protokol pengujian agar bebas bias dan memastikan pengulangan pengukuran. Lengkapnya sebagai berikut.
1. Sensor kamera
DxOMark mengukur kualitas foto dari sensor kamera dengan cara mengambil gambar di format RAW. Kemudian, sebelum menjadi JPG hasilnya akan dianalisis. Terdapat tiga kriteria yang menjadi dasar nilai pada tahap ini, yaitu sensitivitas warna, noise, dan sensitivitas ISO alias kecepatan.
2. Lensa
Pada penentuan lensa, DxOMar melakukan pengukuran kualitas dari lensa yang dapat diganti saat hendak memotret gambar dengan format RAW. Adapun kriteria penilaian lensa cenderung beragam mulai dari resolusi, distorsi, sketsa, transmisi ringan (T-stop), dan penyimpangan kromatik.
3. Kamera ponsel
Pengujian pada kamera ponsel didasarkan hasil foto format JPG dan video pada ponsel. Nah, kriteria yang dijadikan patotakan DxOMark dalam menentukan kualitas kamera ponsel yaitu eksposur dan kontras, warna, tekstur dan noise, fokus otomatis, artefak, kilatan, zoom, bokeh, mode malam termasuk flash, dan sudut lebar.
Adapun kriteria kualitas kamera video pada ponsel merujuk pada paparan, warna, tekstur dan noise, fokus otomatis, artefak, hingga stabilisasi. Sub-skornya tidaklah jauh berbeda dengan kriteria kualitas kamera ponsel.
Apa itu DxOMark merujuk pada benchmark yang menguji kualitas kamera suatu gadget. Bukan hanya kamera digital dan lensa, tetapi patokannya pun kini mulai merambah pada kamera ponsel.