Akhir-akhir ini, ilmu kognitif (cognitive science) menjadi topik yang hangat dibicarakan karena merupakan salah satu keahlian yang dimiliki oleh Wakil Menteri Dikti Saintek (Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi) di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yaitu Profesor Stella Christie. Prof. Stella Christie sendiri adalah seorang profesor di Tsinghua University, China. Menurut Britannica, ilmu kognitif adalah bidang yang mempelajari kecerdasan manusia yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu (interdisipliner), seperti psikologi, linguistik, filsafat, ilmu komputer, kecerdasan buatan, ilmu saraf, dan antropologi. Istilah "kognitif" mencakup berbagai aspek berpikir, termasuk persepsi, pemecahan masalah, pembelajaran, pengambilan keputusan, penggunaan bahasa, serta pengalaman emosional.
Jika dikaitkan dengan proses analisis data, ilmu kognitif memiliki keterkaitan yang cukup kuat. Hal ini disebabkan oleh fokus keduanya pada bagaimana data (baik data manusia maupun data digital) diolah, dianalisis, dan dimanfaatkan untuk menghasilkan keputusan yang lebih optimal. Sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan di International Statistical Review tahun 2014 mencoba mengeksplorasi hubungan antara analisis data (data analysis) dan ilmu kognitif (cognitive science). Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang keterkaitan keduanya? Mari simak lebih jauh dalam artikel ini!