ilutrasi tampilan Google di laptop (Pexels,com/Firmbee.com)
Jika dihadapkan dengan pertanyaan ini, mungkin tidak ada jawaban yang benar-benar pasti. Sebab, dalam laporan yang dikeluarkan oleh Google, Google tidak melarang atau memberi sanksi kepada web yang membuat konten hasil dari AI asal dilakukan secara etis. Meski Google tidak melarang tindakan ini, riset yang dilakukan oleh GOTCH SEO ACADEMY yang menggunakan Organility.AI menunjukkan bahwa 87 persen hasil pencarian teratas Google tidak menampilkan konten buatan AI.
Pedoman yang selalu menjadi pertimbangan Google untuk merangking suatu halaman adalah dari bagaimana kualitas konten tersebut, tidak melihat siapa yang memroduksi, apakah itu dibuat oleh AI atau manusia. Meski konten tersebut dibuat dengan AI atau manusia, tetapi tidak dioptimasi dengan SEO atau kurang berkualitas, sama saja Google akan memberikan kinerja yang buruk terhadap halaman tersebut di mesin pencarian. Google akan memberikan peringkat kepada halaman jika orisinal, berkualitas tinggi, mengutamakan pengguna, serta mengikuti kaidah E-E-A-T (keahlian, pengalaman, otoritas, dan kredibilitas). Namun, jika menggunakan AI untuk mengelabui mesin pencari, bisa dikatakan sudah termasuk melanggar peraturan dari kebijakan spam Google. Jika sistem Google mendapati hal ini, maka situs kamu mungkin bisa mendapat penalti.
Meski ada keuntungannya menggunakan AI untuk SEO, kamu perlu melakukan cross check atau memberikan sentuhan manusia agar konten tetap berkualitas, orisinil, keunikan, dan humanistik. Manfaatkan kemajuan teknologi, bukan sebaliknya malah digerus dan dikuasai olehnya, ya!