CIEM Avara dengan forged carbon shell (Dokumentasi Pribadi)
Di saat pandemi penyakit virus corona baru (COVID-19), Avara pun ikut terpukul, seiring dampaknya pada dunia entertainment pun terlihat.
Dari tahun 2017 sampai sebelum 2020, Alvon mengatakan kalau pertumbuhan keuntungan Avara pasti selalu menyentuh double digit. Akan tetapi, karena pandemik COVID-19, keuntungannya pun ikut menurun, hingga menyentuh minus.
Hingga saat ini, Avara masih mengejar target penjualan 5.000 unit. Dibandingkan dengan populasi Indonesia yang saat ini sekitar 300 juta jiwa, Alvon mengatakan kalau target ini masih “jauh”.
“Jangan jauh-jauh, misalkan dari 300 juta tersebut, 0,1 persen atau 300.000 saja dulu. Kita masih mencoba untuk mencapai itu,” kata Alvon.
CIEM Avara dengan motif hybrid Dutch teak wood (Dokumentasi Pribadi)
Akan tetapi, di tengah pandemi COVID-19, Avara mendapatkan banyak kesempatan untuk bereksperimen. Beberapa desain Avara terkini ternyata lahir di tengah riuhnya pandemik COVID-19 di Tanah Air.
“Kita jadi terpaksa dan dipaksa untuk berinovasi. Desain Avara yang baru lahir di saat pandemi. Pada saat produksi masih ramai di tahun-tahun sebelumnya, kita belum punya banyak waktu untuk R&D. Di saat pandemi ini, kita gak mungkin diam saja. Jadi, waktu-waktu ini kita coba materi yang baru,” kata Alvon.
Selain inovasi, Avara juga melihat berbagai kesempatan baru untuk, yaitu pasar gaming di Indonesia. Sebelumnya, Alvon mengatakan kalau Avara melewatkan potensi pasar gaming yang tidak kalah besar. Dengan pandemik COVID-19, Avara pun bisa melakukan survei terhadap potensi tersebut.
“Sebenarnya, trennya masih belum berkembang di Indonesia. Namun, di luar negeri, tren ini sudah terlihat di beberapa gamers. Karena waktu main yang panjang, akhirnya mereka pindah ke CIEM. Meski belum umum, ada potensi di Indonesia,” imbuh Alvon.