Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pekerja remote menggunakan tablet
ilustrasi pekerja remote menggunakan tablet (unsplash.com/Brooke Cagle)

Intinya sih...

  • Tablet menjadi alat bantu ideal bagi sebagian pekerja remote

  • Tablet bukan kebutuhan mutlak untuk semua pekerja remote

  • Banyak jenis pekerjaan lebih efisien menggunakan laptop atau PC daripada tablet

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekerja secara remote sudah menjadi hal biasa di era digital saat ini. Banyak pekerja memilih menjalankan tugasnya dari rumah, kafe, atau berbagai tempat yang memiliki koneksi internet stabil. Sejalan dengan tren tersebut maka semakin banyak perusahaan membuka lowongan kerja yang menuntut karyawan siap bekerja di mana pun. Lantas, benarkah pekerja remote selalu membutuhkan tablet? Pertanyaan ini kedengarannya sederhana, tetapi jawabannya tidak sesederhana memilih antara laptop dan smartphone.

Popularitas tablet memang meningkat seiring berkembangnya pola kerja jarak jauh. Menurut laporan Forrester, banyak organisasi mendukung penggunaan tablet karena desainnya yang ringan, portabel, serta mendukung mobilitas tinggi. Meski begitu, tidak semua bidang pekerjaan memerlukan perangkat ini untuk menunjang produktivitas. Oleh karena itu, penting meninjau dari dua sisi. Kapan tablet benar-benar mampu meningkatkan efisiensi kerja dan kapan ia sekadar menjadi perangkat pelengkap yang tidak wajib dimiliki? Untuk memahami hal tersebut lebih jauh, mari simak pembahasannya berikut!

1. Tablet menjadi alat bantu ideal bagi sebagian pekerja remote

ilustrasi iPad Pro (unsplash.com/绵 绵)

Pernahkah kamu memperhatikan seseorang yang berjalan di tengah hiruk-pikuk kota sambil menenteng tablet? Pemandangan itu semakin umum terlihat karena keunggulan utama tablet memang terletak pada mobilitasnya. Ukurannya yang ringkas dan bobot yang ringan membuat perangkat ini mudah dibawa ke mana pun sehingga memungkinkan pekerja berpindah lokasi kerja tanpa hambatan berarti. Karena itulah, tablet sering dianggap sebagai perangkat pendukung yang efektif bagi pekerja remote di berbagai situasi kerja.

Menurut laporan Forrester, penggunaan tablet terbukti mampu meningkatkan produktivitas karena memungkinkan pekerja tetap aktif dalam berbagai kondisi baik saat bepergian, menghadiri rapat di luar kantor, maupun bekerja dari rumah. Survei yang sama juga menunjukkan bahwa tablet mulai menyaingi PC sebagai perangkat utama untuk menyelesaikan pekerjaan dari rumah. Sebanyak 68 persen pengguna tablet mengaku menggunakannya untuk bekerja di rumah dibandingkan 43 persen pengguna PC. Fakta ini memperkuat pandangan bahwa tablet menjadi pilihan menarik bagi mereka yang menuntut fleksibilitas tinggi dan kemampuan multitasking di berbagai situasi.

Selain unggul dalam aspek ergonomi dan portabilitas, tingkat adopsi tablet di kalangan profesional juga terus meningkat. Berdasarkan survei dari Nextgov, sekitar 59 persen responden menyatakan menggunakan tablet pribadi untuk mendukung aktivitas kerja seperti membaca dokumen, mencatat ide, hingga menghadiri rapat daring. Riset serupa dari WhaTech juga menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar tablet global didorong oleh meningkatnya kebutuhan kerja jarak jauh dan fleksibel

Dari laporan yang sama, AT&T Inc. memprediksi bahwa proporsi perusahaan yang menerapkan model kerja hybrid melonjak dari 42 persen pada 2021 menjadi 81 persen pada 2024. Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan besar dalam budaya kerja global. Dengan semakin banyaknya pekerja yang tidak lagi terikat ruang fisik, tablet hadir sebagai solusi praktis untuk menjaga produktivitas tetap optimal, terutama bagi mereka yang sering berpindah tempat atau bekerja di lingkungan yang menuntut mobilitas tinggi.

2. Tablet bukan kebutuhan mutlak untuk semua pekerja remote

ilustrasi tablet yang digunakan untuk menonton konten favorit (mi.co.id)

Meskipun menawarkan berbagai keunggulan, tablet tidak bisa dianggap sebagai kebutuhan utama bagi semua pekerja remote. Banyak jenis pekerjaan masih lebih efisien dikerjakan menggunakan laptop atau PC, terutama yang menuntut performa tinggi seperti pemrograman, desain grafis tingkat lanjut, maupun analisis data kompleks. Dalam konteks ini, tablet umumnya berperan sebagai perangkat pendamping untuk aktivitas ringan misalnya membaca dokumen, mencatat ide, atau berkomunikasi daring. Forrester menegaskan bahwa tablet lebih sering berfungsi sebagai pelengkap PC dibanding menjadi pengganti sepenuhnya.

Selain persoalan fungsi, ada pula aspek keseimbangan digital yang patut diperhatikan. Laporan GlobeNewswire mencatat bahwa lebih dari separuh pekerja remote di Amerika Serikat mengalami digital overload akibat penggunaan perangkat digital yang berlebihan. Sebanyak 74 persen responden mengaku menghabiskan sebagian besar waktunya di depan layar komputer, tablet, atau smartphone. Kondisi ini menunjukkan bahwa menambah perangkat baru seperti tablet tidak otomatis meningkatkan produktivitas. Dalam beberapa situasi, penggunaan tablet justru dapat memicu distraksi maupun kelelahan digital, terutama ketika fungsinya tumpang tindih dengan perangkat utama yang sudah digunakan.

3. Kapan tablet menjadi wajar untuk pekerja remote?

ilustrasi tablet untuk produktivitas kerja (mi.co.id)

Dari kedua sudut pandang tersebut, dapat disimpulkan bahwa tablet bukan merupakan perangkat wajib bagi setiap pekerja remote. Meski begitu, kehadirannya tetap memberikan nilai tambah yang signifikan, terutama bagi mereka yang membutuhkan fleksibilitas dan mobilitas tinggi. Tablet menjadi pilihan ideal bagi pekerja bergaya kerja dinamis seperti freelancer, konsultan, atau digital nomad yang sering berpindah lokasi. Perangkat ini memudahkan mereka mengikuti rapat daring, menulis catatan, atau mengedit dokumen di mana pun tanpa harus membawa laptop berat. Bagi profesi kreatif seperti desainer, ilustrator, dan penulis, tablet berlayar sentuh yang mendukung stylus turut membantu proses visualisasi serta menuangkan ide secara cepat dan efisien.

Sebaliknya, tablet mungkin kurang relevan bagi pekerja yang lebih banyak beraktivitas di satu tempat. Mereka yang sudah memiliki perlengkapan kerja lengkap seperti laptop, monitor tambahan, dan keyboard ergonomis biasanya dapat menyelesaikan seluruh tugas tanpa memerlukan perangkat tambahan. Dalam konteks ini, tablet lebih berfungsi sebagai perangkat pelengkap (nice to have) ketimbang kebutuhan utama (must have).

Mempertimbangkan kebutuhan, mobilitas, serta ketersediaan anggaran, setiap pekerja dapat menilai sendiri apakah tablet layak dijadikan investasi jangka panjang atau sekadar perangkat pendukung. Pada akhirnya, nilai dan manfaat tablet bergantung pada cara serta konteks penggunaannya. Jadi, pertanyaannya kembali pada diri masing-masing. Apakah tablet benar-benar mampu menunjang produktivitas atau hanya menjadi perangkat tambahan yang sesekali digunakan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team