ilustrasi dapur dan alat elektronik (unsplash.com/R Architecture)
Cara menghitung pemakaian listrik prabayar belum berhenti di sana, Sob. Kamu masih perlu menghitung lagi besaran listrik sesuai alat yang digunakan.
Adapun rumus pemakaian listrik yakni:
Daya alat (watt) x lama pemakaian (jam) / 1000
Langkah tersebut mengukur pengeluaran dalam besaran watt. Selanjutnya, dibagi seribu untuk mengubah satuan menjadi kWh listrik. Kemudian, bisa dikalikan dengan tarif listrik per kWh yang berlaku.
Contohnya:
- Penggunaan lima lampu 30 Watt selama 12 jam per hari, 5 x 30 x 12 = 1800 Watt
- Sebuah AC 800 Watt digunakan selama delapan jam per hari, 800 x 8 = 6400 Watt
- Sebuah TV 50 Watt menyala selama tujuh jam per hari, 50 x 7 = 350 Watt
- Sebuah lemari pendingin 300 Watt menyala 24 jam per hari, 300 x 24 = 2400 Watt
Jika dijumlahkan, menjadi 10950 watt. Lalu, dibagi 1000 untuk mendapatkan besaran dalam bentuk kWh menjadi 10,95 kWh/hari.
Besaran tersebut merupakan penggunaan harian. Jika diasumsikan sebulan 30 hari, maka 10,95 x 30= 328,5 kWh.
Mengingat kebutuhanmu per bulan sekitar 328,5 kWh dan kamu membeli token Rp 200ribu serta mendapatkan 127,522 kWh, maka perlu mengisi token dua kali dalam sebulan.
Gimana, cara menghitung pemakaian listrik prabayar di atas membantu atau justru bikin mumet? Sebagai catatan, ketahui juga bahwa setiap pengguna memiliki batas pembelian token bulanan. Dengan begitu, listrik bisa terdistribusi dengan baik dan adil.