Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ChatGPT, produksi OpenAI (unsplash.com/Choong Deng Xiang)

Bukan rahasia kalau kecerdasan buatan (AI) akan mengubah dunia cepat atau lambat. Semenjak kemunculan ChatGPT oleh OpenAI, berbagai perusahaan teknologi, mulai dari Microsoft hingga Google, ingin menyisipkan AI untuk makin mencerdaskan layanan mereka.

Dalam sebuah sesi dengan ABC News pada Jumat (17/3) lalu, CEO OpenAI, Sam Altman, berbagi kisah mengenai pengembangan AI. Di balik kesuksesan ChatGPT, ternyata pengembangan AI perlu diawasi karena berpotensi berbahaya. Mari simak fakta selengkapnya!

ChatGPT makin cerdas dengan GPT-4

GPT-4, model bahasa AI terbaru yang dirilis OpenAI untuk ChatGPT, mencetak nilai tinggi di berbagai tes kecerdasan yang rumit. (openai.com)

Bersama kepala koresponden divisi bisnis, teknologi, dan ekonomi ABC News, Rebecca Jarvis, Altman ingin berdiskusi mengenai perkembangan AI di masa depan. Hal ini menyusul rilisnya GPT-4, model bahasa AI terbaru oleh OpenAI. Selain menyenangkan dan menginspirasi, AI dengan eksperimentasi dan kreativitas yang benar bisa amat berguna.

"AI bisa menginspirasi dan menolong manusia melakukan berbagai tugas berbeda ... Jadi, saya rasa masyarakat menikmati AI dan mulai menemukan maknanya," tutur sosok berusia 37 tahun tersebut.

Dirilis pada November 2022, ChatGPT (Generative Pre-trained Transformer) menyentuh angka 100 juta pengguna aktif bulanan (MAU) hanya dalam dua bulan. Dilansir Reuters, ChatGPT lebih cepat dibanding TikTok yang butuh 9 bulan untuk mencapai angka MAU tersebut, sementara Instagram perlu waktu hampir 3 tahun.

GPT-4 berhasil mencetak skor hingga 90 persen di Uniform Bar Exam, tes umum yang dihadapi para pengacara. Selain UBE, GPT-4 mencetak skor hampir sempurna di tes Matematika SAT dan menulis kode komputer dengan lancar di bahasa pemrograman umum.

CEO OpenAI: Saya sedikit takut dengan AI

Editorial Team

Tonton lebih seru di