Berbicara tentang perusahaan raksasa Microsoft, maka yang ada di pikiran akan langsung tertunjuk pada sosok Bill Gates. Padahal di dalam perusahaan komputer tersebut terdapat tokoh lain yang menyukseskan Microsoft, yaitu Paul Allen, sang co-founder.
Layaknya seorang Steve Jobs, Allen pun merupakan mahasiswa drop out yang lebih memilih bekerja ketimbang menimba ilmu di sekolah konvesional. Keputusan tersebut adalah keputusan yang sangat dramatis mengingat satu tahun setelah bekerja, tepatnya pada 1975, Allen dan Gates mendirikan Microsoft. Pada saat itu Allen langsung menjabat sebagai kepala technologist.
Tak berselang lama setelah didiagnosa penyakit Hodgkin, Allen memutuskan meninggalkan Microsoft. Keputusan itu sempat ditawar oleh Gates dengan memberikan keuntungan profit per lembar saham sebesar US$ 5 (sekitar Rp76 ribu). Tawaran itu dinaikkan oleh Allen menjadi US$ 10 (sekitar Rp152 ribu) dan ditolak oleh Gates, menjadikannya sebagai alasan kuat meninggalkan Microsoft.
Lepasnya Allen dari Microsoft tidaklah seterpuruk itu karena di kemudian hari, dirinya mampu mendirikan banyak institusi yang didedikasikan untuk sains, seperti Allen Institute for Brain Science. Sangat disayangkan Allen harus meninggal pada dini hari kemarin (15/10) disebabkan adanya komplikasi penyakit non-Hodgkins serta kanker yang mendiami dirinya. Berikut adalah sumbangan-sumbangan Allen yang telah diberikan semasa hidupnya.