Sistem suara kitar termutakhir dari Dolby ini pertama kali digunakan pada 2012 lewat pemutaran film animasi Disney, “Brave”, di Dolby Theatre, Los Angeles, Amerika Serikat.
Sejak saat itu, Dolby terus digunakan untuk kualitas audio bioskop yang lebih mumpuni. Hingga saat ini, sudah ribuan film yang memanfaatkan Dolby Atmos.
Per April 2019, sebanyak 4.400 bioskop di seluruh dunia telah memasang suara kitar Dolby Atmos. Di Indonesia, sistem suara kitar ini sendiri hadir pada 2013, lewat bioskop XXI yang memutar film “The Hunger Games: Catching Fire”.
Penggunaan Dolby Atmos pun tidak terbatas pada film, melainkan juga pada acara TV dan gim. Pada 2016, serial "Game of Thrones" menjadi acara TV pertama yang mengusung Dolby Atmos saat dirilis secara Blu-Ray, sementara “Transformers: Age of Extinction” menjadi film Blu-Ray pertama dengan Dolby Atmos.
Hingga saat ini, sudah hampir ratusan film yang dirilis dalam format Blu-Ray yang mengusung audio Dolby Atmos.
Di sisi gim, “Star Wars: Battlefront” besutan EA menjadi gim pertama dengan Dolby Atmos setelah meneken persetujuan khusus dengan Dolby Laboratories. Beberapa gim di platform PC dan XBOX One juga telah mengusung Dolby Atmos.
Sayangnya, gim-gim dengan Dolby Atmos tersebut membutuhkan koneksi bit stream HDMI dari PC atau XBOX One ke Audio-Visual Receiver (AVR) yang bekerja sama dengan Dolby Atmos juga.
Pastinya, dengan Dolby Atmos, suara tembakan dan aksi dalam gim terasa lebih nyata dan imersif.
Kasihan sekali PS4.