ilustrasi kode QR (pixabay.com/Tumisu)
Mulanya, kode QR diadopsi oleh industri otomotif untuk sistem kanban elektronik mereka, yaitu alat komunikasi yang digunakan dalam sistem manajemen produksi. Kode ini ternyata berkontribusi besar dalam membantu menyelesaikan banyak tugas, mulai dari produksi, pengiriman, hingga penerbitan slip transaksi.
Namun, karena terbatasnya alat yang bisa membaca atau memindai kode tersebut, penggunaan kode QR tidak terlalu berkembang pesat. Pada tahun 2002, ketika mulai ada pemasaran ponsel pintar yang bisa memindai kode QR, penggunaannya kemudian meroket di kalangan masyarakat umum Jepang.
Masahiro Hara sebagai orang yang mengembangkan kode ini juga tak mendaftarkan lisensi untuk kode temuannya tersebut. Ia berharap, kode QR bisa digunakan oleh lebih banyak orang secara bebas. Karena kebijakan inilah, kode QR kini semakin marak digunakan di mana-mana, di seluruh dunia.
Adapun beberapa timeline penting dalam perkembangan kode QR, meliputi:
- Tahun 1997: disetujui sebagai standar AIM (Automatic Identification Manufacturer).
- Tahun 1999: disetujui sebagai kode 2D standar oleh Japan Industrial Standards, yang merupakan salah satu standar nasional Jepang.
- Tahun 2000: disetujui oleh ISO sebagai standar internasionalnya.
- Tahun 2012: memenangkan penghargaan Media untuk Industri dari Good Design Award, yang merupakan penghargaan untuk mempromosikan desain industri secara komprehensif.
Terinspirasi dari sebuah game, kode QR kini menjadi sebuah alat komunikasi yang sangat populer di era digital. Ia mampu menyederhanakan banyak data atau informasi dalam satu kode unik yang mudah dipindai siapa saja, di mana saja.