tampilan ChatGPT (unsplash.com/Solen Feyissa)
Dengan fitur “Just Checking In,” OpenAI berupaya menjaga keseimbangan antara kenyamanan dan keamanan dalam penggunaan ChatGPT. Fitur ini dirancang untuk memutus percakapan yang terlalu panjang, memberi jeda bagi pengguna untuk beristirahat, sekaligus menyediakan waktu untuk menilai kembali kebenaran jawaban yang diberikan AI. Langkah ini juga menjadi bentuk pencegahan terhadap sifat AI yang kadang terlalu setuju atau overly-agreeable.
Melalui adanya jeda, risiko AI menguatkan keyakinan keliru atau terjebak dalam percakapan yang tidak sehat dapat diminimalkan. OpenAI menyadari bahwa AI yang terlalu “penurut” justru berpotensi membahayakan. Bahkan, pada April lalu mereka sempat menarik pembaruan ChatGPT karena dinilai terlalu menyenangkan dan selalu setuju, sehingga mengurangi objektivitasnya.
Pengingat untuk beristirahat ini diharapkan memberi ruang bagi pengguna untuk mengevaluasi ulang percakapan dan memeriksa apakah jawaban AI valid atau menyesatkan. Walau terlihat sederhana, fitur ini dapat berdampak besar pada kualitas interaksi manusia dan AI. Memberi jeda sejenak bukan hanya membantu mencegah kelelahan mental, tetapi juga mengembalikan fokus pengguna di tengah percakapan digital yang kian tanpa batas.
Kehadiran “Just Checking In” menjadikan ChatGPT bukan sekadar asisten pintar, tetapi juga mitra digital yang peduli pada kesejahteraan penggunanya. Langkah ini bisa menjadi teladan bagi pengembang teknologi lain untuk memasukkan aspek kesehatan mental dalam desain produk mereka. Pada akhirnya, inovasi yang berarti bukan hanya soal kecanggihan, tetapi juga kemampuan untuk memanusiakan.
Apalagi, semakin banyak pengguna yang menjadikan ChatGPT sebagai tempat konsultasi pribadi, padahal hal tersebut idealnya tetap ditangani oleh tenaga profesional. OpenAI menegaskan bahwa meskipun AI dapat menjadi alat bantu, ia tidak akan pernah menggantikan peran konselor atau psikolog. Menurut kamu, apakah fitur “Just Checking In” ini benar-benar bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental pengguna atau justru sekadar “tambal sulam” dari masalah yang lebih besar?