Sekadar informasi, ini bukan pertama kalinya China memblokir platform dan layanan internet Barat. Dari Facebook sampai Twitter, pemerintah China menetapkan aturan bagi perusahaan media sosial dan layanan pencarian untuk menyensor kata kunci dan topik yang sensitif dari segi politik.
Sebelum perang dagang antara AS dan China berlangsung, Google memang sudah tidak rukun dengan China. Pada 2010, Google menarik layanan mesin pencariannya dari China karena tak mau menuruti peraturan sensor. China pun memblokir layanan Google Maps dan Gmail.
Masih penasaran dengan pasar China, Google berencana untuk kembali ke China dengan mesin pencari khusus (Proyek Dragonfly) pada awal 2019. Masih di perawanan, Google membatalkan rencana tersebut pada 2018 setelah menerima kecaman dari pegawainya hingga politikus AS.
ilustrasi perbedaan layar Pixel 6 dan Pixel 6 Pro (androidauthority.com)
Selain itu, Google masih mencoba membujuk para pengembang aplikasi dan layanan China untuk membuat aplikasi untuk Android. Aplikasi tersebut kemudian akan tersedia secara global melalui Play Store. Masalahnya, bahkan Play Store sudah tak lagi beroperasi di China.
Dengan perginya Google Translate, Google mengandalkan China dari segi produksi material untuk HP Pixel. Namun, dilansir The New York Times, sementara Apple mengandalkan India untuk produksi iPhone, Google berencana untuk memindahkan produksi Pixel ke Vietnam.
Apakah memang tak ada harapan Google dan China akan baikan?