Meskipun Genie sangat menjanjikan, teknologi ini masih dalam tahap awal dan memiliki sejumlah keterbatasan. Salah satu masalah utama adalah kecepatan rendering yang lambat. Genie saat ini hanya dapat menghasilkan satu frame per detik, jauh dari kecepatan yang dibutuhkan untuk game yang benar-benar dapat dimainkan. Selain itu, ekosistem yang dihasilkan terkadang tidak konsisten dalam jangka panjang karena Genie hanya dapat mengingat hingga 16 frame sebelumnya.
Kendala lain yang dihadapi Genie adalah kemungkinan untuk berhalusinasi dan menghasilkan output yang tidak realistis, seperti karakter yang terbang atau objek yang melebur menjadi satu. Ini menunjukkan bahwa meskipun canggih, Genie masih belum sepenuhnya memahami aturan fisika dan logika dunia nyata. Untuk mewujudkan visi world model yang akurat, AI seperti Genie harus dilatih dengan data yang bahkan lebih besar dan beragam.
Walau Google perkenalkan Genie baru-baru ini, namun program tersebut masih menjadi proyek penelitian dan belum tersedia untuk publik. Google juga belum memberi informasi lebih lanjut kapan model ini akan dirilis. Namun, Genie membuka potensi besar bagi penggunaan AI untuk berbagai aplikasi di masa depan. Jika teknologi ini dapat dikembangkan lebih lanjut, maka simulasi lingkungan virtual yang kompleks dan realistis bisa menjadi kenyataan. Kemampuan seperti itu akan mengubah banyak bidang kehidupan manusia, seperti di bidang industri hiburan, perancangan kota atau robotik. Nah, apakah perkembangan AI semacam ini membuatmu bersemangat? Atau kamu malah khawatir akan potensi dampak negatifnya?