Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Gemini. (unsplash.com/Solen Feyissa)

Google meluncurkan tiga model kecerdasan buatan (AI) Gemini 2.0 pada Rabu (6/2/2025). Ketiga model tersebut adalah Gemini 2.0 Pro Experimental, Flash-Lite, dan Flash Thinking. Setiap model hadir dengan peningkatan kemampuan signifikan dalam memahami dan menganalisis berbagai jenis data, mulai dari teks hingga gambar.

Melansir TechCrunch, seluruh model Gemini 2.0 mendukung input multimodal yang memungkinkan pengguna memasukkan kombinasi teks dan gambar. Model-model ini juga mengadopsi teknik reinforcement learning baru yang memungkinkan Gemini mengkritik responsnya sendiri. Mari kita bahas detail masing-masing model dalam artikel berikut!

1. Gemini 2.0 Pro jadi AI flagship baru dari Google

Gemini 2.0 Pro Experimental tampil sebagai model paling canggih dalam keluarga Gemini 2.0. Model ini memiliki jendela konteks sebesar 2 juta token, memungkinkannya memproses sekitar 1,5 juta kata dalam sekali jalan. Kemampuan ini setara dengan membaca seluruh seri Harry Potter dan masih menyisakan ruang sekitar 400 ribu kata.

Melansir blog resmi Google, Gemini 2.0 Pro menunjukkan keunggulan dalam hal pemrograman dan penanganan prompt kompleks. Model ini dilengkapi pemahaman serta penalaran akan pengetahuan umum yang lebih baik dari model-model Google sebelumnya. Kemampuan ini menjadikannya pilihan ideal bagi pengembang yang membutuhkan asisten AI berperforma tinggi.

Saat ini, Gemini 2.0 Pro telah tersedia bagi pengguna Gemini Advanced melalui aplikasi desktop maupun mobile. Model ini juga bisa diakses melalui platform pengembangan Google AI Studio dan Vertex AI. Pengguna bisa memanfaatkan integrasi model dengan Google Search dan kemampuan eksekusi kode.

Gemini 2.0 Pro mengadopsi berbagai peningkatan keamanan, termasuk perlindungan dari serangan prompt injection tidak langsung. Jenis serangan ini biasanya menyembunyikan instruksi berbahaya dalam data yang mungkin diambil sistem AI. Google memastikan model terbarunya mampu mendeteksi dan mencegah ancaman semacam ini.

2. Gemini 2.0 Flash-Lite yang murah dan tak kalah cerdas

Flash-Lite merupakan anggota Gemini 2.0 yang terjangkau namun cukup bertenaga. Model ini menawarkan peningkatan kualitas dibanding Gemini 1.5 Flash sambil mempertahankan kecepatan dan struktur biaya yang sama. Performa Flash-Lite bahkan melampaui pendahulunya dalam mayoritas tolok ukur pengujian AI.

Jendela konteks Flash-Lite mencapai 1 juta token. Kemampuan ini menjadikannya cocok bagi pengembang yang membutuhkan model AI murah namun mampu menangani data dalam jumlah besar. Melansir VentureBeat, Model ini dibanderol 0.075 dolar AS (sekitar Rp1.143) per satu juta token input dan 0.30 dolar AS (sekitar Rp4.900) per satu juta token output. Harga ini menjadikannya salah satu model AI terhemat di pasaran.

Harga terjangkau dan kemampuan pengolahan gambar yang impresif menjadikan Flash-Lite pilihan menarik bagi pengembang. Sebagai gambaran, pengguna bisa menggunakan Flash-Lite untuk membuat deskripsi otomatis dari 40 ribu foto unik dengan biaya sangat murah, yaitu kurang dari satu dolar AS. Flash-Lite saat ini tersedia dalam status preview publik di Google AI Studio dan Vertex AI.

Peluncuran Flash-Lite bertepatan dengan memanasnya persaingan industri AI akibat gebrakan startup AI asal China, DeepSeek. Perusahaan tersebut baru-baru ini merilis model R1 yang berbiaya rendah namun setara model-model AI terkemuka AS. Flash-Lite dinilai menjadi jawaban Google dalam kompetisi di lini model AI terjangkau.

3. Google rilis Gemini 2.0 Flash Thinking

Gemini 2.0 Flash Thinking merupakan model penalaran (reasoning model) dari Google yang dirancang khusus agar bisa berpikir sebelum memberikan jawaban. Model ini berpikir lebih lama dan teliti dari kebanyakan AI biasa. Flash Thinking kini bisa diakses melalui aplikasi Gemini di perangkat desktop maupun mobile.

Google mengintegrasikan Flash Thinking dengan layanan-layanan populernya seperti YouTube, Maps, dan Search. Saat pengguna bertanya, Flash Thinking tidak hanya mengandalkan pengetahuan yang sudah dipelajarinya. Model ini bisa mencari informasi terbaru di internet, menemukan video relevan di YouTube, atau mengecek data lokasi di Google Maps sesuai kebutuhan.

Melansir Mashable, kemampuan Flash Thinking mengakses berbagai layanan Google membuat jawabannya lebih akurat dan relevan. Contohnya, saat ditanya "Berapa lama waktu yang dibutuhkan berjalan kaki ke China?", model ini akan menggunakan Google Maps. Flash Thinking akan menghitung jarak dan mempertimbangkan berbagai rute yang mungkin, alih-alih sekadar memberikan perkiraan kasar berdasarkan pengetahuannya.

Google berencana menambahkan kemampuan baru bagi seluruh model Gemini 2.0 dalam beberapa bulan mendatang. Sebelumnya, Google menyebut bahwa Gemini 2.0 akan menjadi batu loncatan mereka untuk mengembangkan agen AI yang lebih canggih. Nah, melihat berbagai kemampuan model-model Gemini 2.0 tadi, apakah kamu tertarik mencobanya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLeo Manik