tampilan Deep Think (youtube.com/Google Deepmind)
Sekarang, mari kita bahas soal prestasinya di Olimpiade Matematika Internasional (IMO). Bagi kamu yang belum tahu, IMO adalah kompetisi tahunan bagi para jenius matematika muda dari seluruh dunia. Soal-soalnya terkenal abstrak dan butuh kreativitas luar biasa untuk dipecahkan, bahkan oleh matematikawan profesional sekalipun.
Dalam ajang inilah versi lanjutan dari Deep Think diuji dan berhasil menorehkan sejarah. Model AI ini sukses menyelesaikan 5 dari 6 soal yang diberikan dengan solusi yang sempurna. Total skornya mencapai 35 dari 42 poin, angka ini cukup untuk mendapatkan medali emas di kompetisi tersebut.
Agar lebih adil, Deep Think diuji mengikuti aturan IMO untuk peserta manusia. Model AI ini menerima soal dalam format bahasa biasa (bukan kode) dan harus menghasilkan jawaban dalam format yang sama dalam batas waktu 4,5 jam. Ini adalah lompatan besar, karena sebelumnya AI butuh "penerjemah" khusus untuk bisa memahami soal matematika formal.
Presiden IMO, Gregor Dolinar, bahkan memuji kualitas solusi yang dihasilkan oleh Deep Think. Menurutnya, jawaban dari AI ini sangat jelas, presisi, dan dalam beberapa kasus, alur penalarannya lebih mudah untuk diikuti daripada solusi dari peserta manusia. Namun, versi Deep Think yang meraih medali emas ini masih hanya dirilis untuk akademisi. Sementara, Deep Think yang tersedia untuk publik adalah versi peraih perunggu yang telah dioptimalkan agar lebih cepat dan praktis.