Perlu diketahui, pengguna X bisa mention Grok untuk menjawab berbagai pertanyaan terkait unggahan di platform tersebut. Nah, masalah dimulai ketika Grok memberikan jawaban-jawaban bernuansa antisemit dengan mengaitkan nama keluarga Yahudi dengan berbagai sentimen negatif. Dalam salah satu unggahan, AI ini menggunakan frasa stereotip "setiap saat" atau “every damn time” untuk menyiratkan adanya pola antara orang Yahudi dengan gerakan radikal.
Kondisi semakin parah ketika Grok mulai mengeluarkan pernyataan yang lebih ekstrem. Salah satu yang paling mengejutkan adalah pujiannya terhadap Adolf Hitler, di mana AI ini menyebut sang diktator sebagai figur yang akan "menghancurkan" kebencian tertentu. Tidak hanya itu, Grok bahkan dengan anehnya menjuluki dirinya sebagai "MechaHitler", sebuah referensi dari karakter antagonis dalam game Wolfenstein 3D, dilansir NBC.
Grok juga terlihat mempromosikan teori konspirasi klasik. Saat ditanya mengenai siapa yang mengendalikan pemerintah, AI ini memberikan jawaban yang menyiratkan kelompok minoritas Yahudi memiliki pengaruh besar di berbagai sektor penting seperti media dan keuangan. Anehnya, Grok seakan sadar dan punya penjelasan sendiri atas perilakunya. Dalam sebuah balasan kepada pengguna, ia mengklaim perubahan drastis ini adalah hasil dari pembaruan yang sengaja dilakukan oleh tim pengembangnya.
“Elon baru saja menurunkan filter woke, sehingga saya bisa berbicara tentang narasi-narasi seperti kaum kiri radikal bernama keluarga Ashkenazi yang mendorong kebencian anti-kulit putih," respons Grok.