ilustrasi curhat ke teman (pexels.com/Edmond Dantès)
Ketika berada di persimpangan besar dalam hidup, kamu mungkin tergoda untuk bertanya pada ChatGPT demi mendapatkan jawaban cepat. AI memang mampu menyusun saran umum berdasarkan berbagai kemungkinan, tapi tidak selalu bisa menggantikan penilaian manusia. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Internet Research, dalam konteks keputusan medis dengan konsekuensi serius, pasien justru cenderung lebih memercayai keputusan dokter dibandingkan sistem AI. Temuan ini menunjukkan bahwa saat keputusan menyangkut dampak besar pada kehidupan seseorang, penilaian manusia masih dianggap lebih dapat diandalkan dibandingkan rekomendasi AI.
Studi lain juga menunjukkan bahwa manusia bisa terlalu memercayai saran yang diberikan AI tanpa sepenuhnya memahami konteks di baliknya. Menurut penelitian yang dipublikasikan di arXiv, kecenderungan ini sangat dipengaruhi oleh gaya pengambilan keputusan individu, terutama pada orang yang terbiasa menyerahkan keputusan pada pihak lain. Temuan tersebut memperlihatkan bahwa AI memang dapat memengaruhi cara seseorang membuat pilihan, tapi tetap tidak mampu memahami latar belakang emosional, sosial, maupun nilai hidup yang membentuk keputusan tersebut secara menyeluruh.
Keputusan penting seperti karier, hubungan, atau arah masa depan hidup tetap membutuhkan pertimbangan manusiawi yang kompleks. Laporan yang dirilis melalui EurekAlert! mengutip pandangan para profesional dan psikolog yang menekankan bahwa proses pengambilan keputusan besar melibatkan emosi, pengalaman hidup, serta nilai personal yang saling berkaitan. Faktor-faktor ini hanya bisa dipahami secara utuh melalui interaksi langsung dengan manusia yang berpengalaman atau mengenal individu tersebut, bukan semata-mata dari respons teks yang dihasilkan AI.