Di era digital terkini, internet telah bertransformasi menjadi kebutuhan dasar yang hampir setara dengan listrik dan air bersih. Sayangnya, di kawasan Asia Tenggara, biaya akses internet masih menunjukkan kesenjangan yang cukup lebar antarnegara. Harga yang tinggi dapat membatasi kemampuan masyarakat untuk memperoleh informasi, berpartisipasi dalam ekonomi digital, serta memanfaatkan peluang pendidikan dan pekerjaan berbasis daring secara merata. Oleh karena itu, membandingkan harga internet per Mbps antarnegara menjadi penting untuk melihat posisi Indonesia dalam konteks wilayah Asia Tenggara.
Menurut laporan VisualCapitalist yang dirilis pada 2 Oktober 2025, terdapat perbedaan mencolok dalam harga rata-rata internet di Asia Tenggara. Laporan tersebut menampilkan berapa besar kecepatan internet yang bisa diperoleh untuk setiap dolar yang dibayarkan (asumsi nilai tukar 1 dolar setara Rp16.600). Menariknya, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tergolong memiliki harga internet relatif mahal, bahkan ketika dihitung per Mbps. Lantas, mengapa biaya internet di Indonesia bisa lebih mahal dibandingkan negara tetangga? Artikel ini akan membahas faktor-faktor di balik fenomena ini berdasarkan kondisi masing-masing negara di kawasan Asia Tenggara. Simak penjelasan berikut!