Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang melihat jam tangan
ilustrasi orang melihat jam tangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Penerapan AI hanya meningkatkan sedikit efisiensi waktu

  • Penerapan AI justru menambah beban kerja karyawan

  • Ekspektasi perusahaan terhadap penggunaan AI terlalu tinggi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence (AI) kini sudah menjadi tren besar di dunia kerja. Teknologi ini dianggap bisa menjadi solusi cerdas buat meningkatkan efisiensi, menghemat waktu, dan menggantikan tugas-tugas manusia. Banyak perusahaan pun dikabarkan mulai berinvestasi besar-besaran buat mengintegrasikan AI ke dalam sistem kerja mereka dengan harapan produktivitas meningkat dan beban karyawan berkurang. Namun, pada kenyataannya di lapangan justru menunjukkan sisi lain dari kemajuan ini.

Alih-alih bikin pekerjaan lebih ringan, kehadiran AI justru malah menambah tekanan dan memperpanjang jam kerja para karyawan di perusahaan. Mereka kini harus memantau hasil kerja mesin, memperbaiki kesalahan sistem, dan memenuhi target yang semakin tinggi karena dianggap sudah mendapat bantuan teknologi. Akibatnya, banyak pekerja merasa semakin terikat pada pekerjaan meski sudah berada di luar jam kantor. Lalu, sebenarnya kenapa kehadiran AI malah bikin jam kerja karyawan bertambah?

1. Penerapan AI ternyata cuma bisa meningkatkan sedikit efisiensi waktu

ilustrasi AI (unsplash.com/Markus Winkler)

Studi dari University of Chicago dan University of Copenhagen mengungkap kalau ternyata kehadiran AI belum bisa memberikan dampak besar terhadap pendapatan maupun jam kerja karyawan. Penelitian ini menyoroti penggunaan chatbot AI di 11 jenis pekerjaan yang rentan terhadap otomatisasi, seperti accountant, software developer, dan customer support specialist. Hasilnya menunjukkan kalau efisiensi yang dijanjikan AI terhadap dunia kerja ternyata belum sepenuhnya terealisasi.

Dalam penelitian yang melibatkan 25000 pekerja dan 7000 tempat kerja di Denmark, para responden cuma merasakan peningkatan efisiensi waktu sekitar 2,8 persen dari total jam kerja mereka. Jika dihitung, angka tersebut setara dengan sekitar cuma satu jam lebih cepat dalam seminggu. Temuan ini mengungkap meski AI sering disebut mampu meningkatkan produktivitas dan meringankan beban kerja, dampak positifnya bagi karyawan ternyata masih sangat kecil.

2. Penerapan AI ternyata malah menambah beban kerja karyawan

ilustrasi karyawan lembur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Survei yang dilakukan oleh platform freelance Upwork terhadap 2500 pekerja menunjukkan kalau penerapan AI di dunia kerja belum sepenuhnya memberikan efisiensi seperti yang diharapkan. Alih-alih mengurangi beban kerja, sebanyak 39 persen responden justru mengaku harus menghabiskan lebih banyak waktu buat meninjau dan menyunting ulang hasil kerja AI. Hal ini mengindikasikan kalau teknologi tersebut masih jauh dari sempurna dan belum bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam proses kreatif maupun analitis.

Meski AI mampu menghasilkan output secara cepat, hasilnya sering kali kurang akurat dan gak sesuai konteks. Hal inilah yang bikin penerapan AI malah menambah beban kerja karyawan. Saat hasil kerja AI masih perlu direvisi, pekerja harus berperan sebagai pengawas dan penyunting yang harus memastikan supaya hasil AI benar-benar layak digunakan. Akibatnya, waktu yang seharusnya bisa dihemat justru habis buat memperbaiki hasil kerja AI supaya sesuai standar perusahaan.

3. Ekspektasi perusahaan terhadap penggunaan AI terlalu tinggi

ilustrasi AI (unsplash.com/Igor Omilaev)

Survei dari Upwork juga menunjukkan kalau 40 persen pekerja merasa ekspektasi perusahaan terhadap penggunaan AI terlalu tinggi dan semakin gak realistis. Banyak perusahaan berharap AI bisa menjadi solusi instan buat meningkatkan produktivitas dan efisiensi tanpa mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Akibatnya, tekanan terhadap karyawan pun meningkat karena mereka dituntut buat mencapai hasil kerja secara lebih cepat dan lebih baik dengan bantuan teknologi yang sebenarnya masih belum sempurna.

Selain itu, banyak karyawan juga harus menanggung beban tambahan buat beradaptasi dengan sistem berbasis AI. Mereka perlu mempelajari cara kerja teknologi baru, memahami alat bantu digital, hingga menyesuaikan proses kerja supaya tetap relevan dengan standar perusahaan. Proses adaptasi ini memakan waktu dan energi sehingga justru menambah jam kerja karyawan. Alih-alih terbantu, banyak pekerja justru terbebani karena harus memenuhi tuntutan tinggi perusahaan di tengah keterbatasan kemampuan teknologi mereka.

Di tengah pesatnya perkembangan AI, teknologi yang sedang naik daun ini digadang-gadang mampu memberikan efisiensi dalam dunia kerja. Namun, realitanya ternyata penggunaan AI justru bikin jam kerja karyawan malah makin bertambah. Studi menunjukkan kalau penggunaan AI ternyata cuma meningkatkan sedikit efisiensi waktu. Survei juga menunjukkan kalau penggunaan AI malah bikin karyawan harus mendapat beban kerja tambahan di tengah tingginya ekspektasi efisiensi dari perusahaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team