Sehari sebelum MWC 2023, Lenovo pun sempat mengunggah pernyataan mengenai gagasannya untuk menggunakan bahan-bahan daur ulang sepenuhnya di produknya per 2025. Wah, menarik, ya? Meski begitu, ini bukanlah komitmen yang dibuat satu-satunya oleh Lenovo.
Selain Lenovo, Acer juga ingin lebih ramah lingkungan dengan Earthion, menghasilkan laptop dengan material daur ulang, Acer Aspire Vero. Mengurangi emisi karbon dioksida 21 persen, jajaran Aspire Vero memiliki sasis yang terdiri dari 30 persen materi plastik daur ulang. Selain itu, Acer juga menggunakan plastik daur ulang 50 persen untuk keyboard dan kemasan 100 persen daur ulang.
Concept Luna oleh Dell menggunakan robot micro-factory. (Dok. Dell)
Sejak 2021, Dell juga mengeluarkan Concept Luna untuk menanggulangi e-waste. Dengan Concept Luna, para pengguna laptop Dell bisa membongkar laptop layaknya merakit PC sehingga pengguna bisa mengganti suku cadang yang bermasalah dibanding beli laptop baru.
Untuk laptop gaming, HP juga telah merilis Omen 16 (US$1.049/Rp16 jutaan) dan 17 (US$1.369/Rp21 juta) pada 2021. Kedua laptop diproduksi dengan aluminium daur ulang untuk keyboard dan plastik daur ulang untuk keycap-nya, kotak speaker dari sampah plastik daur ulang, serta kemasan dan bantalan serat yang 100 persen bisa didaur ulang.
Selain jajaran laptop Omen, HP juga merilis Elite Dragonfly G2 pada 2021. Sebagai laptop paling ringan yang ditenagai Intel Core Gen. 11, HP mengklaim laptop ini "paling ramah lingkungan" dengan bahan-bahan daur ulang, terutama sampah plastik. Laptop ini dipatok seharga US$3.106 (Rp47,5 jutaan).