Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pejuang dari kelompok militan Lebanon Hizbullah melakukan latihan di desa Aaramta di Distrik Jezzine, Lebanon selatan, pada hari Minggu, 21 Mei 2023 (commons.wikimedia.org/Tasnim News Agency)

Ledakan perangkat komunikasi pager dan perangkat komunikasi nirkabel ICOM di Lebanon mengakibatkan setidaknya 37 orang tewas dan lebih dari 3.250 lainnya, termasuk anak-anak dan perempuan, mengalami cedera. Insiden ini memicu pejabat Lebanon untuk menuduh Israel sebagai pelaku.

Perangkat yang dilaporkan digunakan oleh pasukan Hezbollah ini mencerminkan ketegangan yang masih terjadi di wilayah tersebut dan menimbulkan pertanyaan mengenai potensi keterlibatan Israel dalam perang siber. Peristiwa ini juga mengangkat isu lebih luas terkait dampak keamanan siber terhadap keamanan nasional dan stabilitas regional.

Serangan siber terbaru di Lebanon juga telah memicu kembali diskursus mengenai keahlian dan ketangkasan Israel dalam melakukan operasi siber. Keberhasilan Israel dalam melaksanakan serangan dan pertahanan siber tidak hanya menunjukkan teknologi yang canggih, tetapi juga mencerminkan strategi terintegrasi antara pemerintah dan sektor swasta. Faik Tanrikulu, seorang dosen di Universitas Medipol, Istanbul, Turki, menjelaskan bahwa Israel merupakan aktor kunci dalam bidang keamanan siber. Berikut ini adalah ringkasan pembahasan mengenai peran Israel dalam serangan siber yang menghebohkan ini berdasarkan pandangan Tanrikulu.

1. Menurut Tanrikulu, Israel sering kali menduduki peringkat tertinggi dalam indeks inovasi

ilustrasi pager, perangkat komunikasi yang digunakan Hizbullah (commons.wikimedia.org/Florian Fuchs)

Faik Tanrikulu, seorang pengajar di Universitas Medipol Istanbul, menyatakan bahwa Israel merupakan salah satu pemain utama di dunia keamanan siber dan sering kali berada di posisi teratas dalam indeks inovasi global. Tanrikulu juga menjelaskan bahwa Israel memiliki sekitar 450 perusahaan di bidang keamanan siber. Hal ini menjadikannya sebagai negara kedua terbesar di sektor ini setelah Amerika Serikat.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan dari pihak berwenang Israel mengenai serangan tersebut meski Tel Aviv sudah dikenal melakukan serangan dengan karakteristik yang sama.

“Israel telah menciptakan ekosistem siber yang lengkap melalui proyek-proyek yang didukung pemerintah serta kolaborasi sektor swasta dengan melakukan investasi besar dalam teknologi tinggi dan pertahanan siber,” ujarnya.

Tanrikulu menekankan bahwa Israel telah memfokuskan perhatian pada keamanan siber sejak awal. Mereka menyadari betapa pentingnya hal itu sebagai alat yang krusial. Ia menambahkan bahwa Unit 8200, yang merupakan divisi elite dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF), telah berperan sebagai pelopor dalam pengembangan keamanan siber di Israel. Banyak veteran dari unit tersebut telah menerapkan pengetahuan mereka di sektor sipil yang mendorong inovasi dalam bidang keamanan siber komersial.

2. Kemampuan siber Israel sudah tidak diragukan lagi, salah satunya virus Stuxnet pada tahun 2010

Editorial Team

Tonton lebih seru di