Ledakan perangkat komunikasi pager dan perangkat komunikasi nirkabel ICOM di Lebanon mengakibatkan setidaknya 37 orang tewas dan lebih dari 3.250 lainnya, termasuk anak-anak dan perempuan, mengalami cedera. Insiden ini memicu pejabat Lebanon untuk menuduh Israel sebagai pelaku.
Perangkat yang dilaporkan digunakan oleh pasukan Hezbollah ini mencerminkan ketegangan yang masih terjadi di wilayah tersebut dan menimbulkan pertanyaan mengenai potensi keterlibatan Israel dalam perang siber. Peristiwa ini juga mengangkat isu lebih luas terkait dampak keamanan siber terhadap keamanan nasional dan stabilitas regional.
Serangan siber terbaru di Lebanon juga telah memicu kembali diskursus mengenai keahlian dan ketangkasan Israel dalam melakukan operasi siber. Keberhasilan Israel dalam melaksanakan serangan dan pertahanan siber tidak hanya menunjukkan teknologi yang canggih, tetapi juga mencerminkan strategi terintegrasi antara pemerintah dan sektor swasta. Faik Tanrikulu, seorang dosen di Universitas Medipol, Istanbul, Turki, menjelaskan bahwa Israel merupakan aktor kunci dalam bidang keamanan siber. Berikut ini adalah ringkasan pembahasan mengenai peran Israel dalam serangan siber yang menghebohkan ini berdasarkan pandangan Tanrikulu.