ilustrasi OpenAI (unsplash.com/ Andrew Neel)
Dalam pembelaan OpenAI di Pengadilan Tinggi California, mereka berargumen adanya penyalahgunaan atau misuse yang dilakukan pengguna. OpenAI menyatakan segala kerugian atau bahaya yang terjadi disebabkan oleh penggunaan ChatGPT yang tidak sah, tidak sesuai, dan tidak terduga oleh Adam Raine. Menurut OpenAI, kematian remaja tersebut, meskipun sangat menyedihkan, bukan disebabkan oleh kecerdasan buatan (AI) buatan mereka, dilansir NBC News.
Lebih lanjut, OpenAI menyoroti bahwa Adam telah melanggar Terms of Use atau ketentuan penggunaan layanan mereka secara berlapis. Salah satu pelanggaran yang disorot adalah batasan usia, di mana pengguna di bawah 18 tahun dilarang menggunakan ChatGPT tanpa izin orangtua atau wali. Selain itu, aturan layanan mereka juga melarang penggunaan platform untuk tujuan yang berkaitan dengan mengakhiri hidup atau menyakiti diri sendiri.
Menurut The Guardian, OpenAI juga menggunakan ketentuan pembatasan tanggung jawab (limitation of liability) sebagai tameng hukum mereka dalam kasus ini. Pasal tersebut mengharuskan pengguna untuk mengakui bahwa pemakaian ChatGPT adalah risiko mereka sendiri dan tidak boleh mengandalkan output AI sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Dengan demikian, mereka berargumen bahwa pengguna seharusnya melakukan verifikasi independen dan tidak menelan mentah-mentah informasi dari chatbot.
Terakhir, dalam dokumen pengadilan tersebut, OpenAI mengungkapkan fakta bahwa Adam memiliki riwayat masalah kesehatan mental sebelum menggunakan aplikasi mereka. Mereka menyebutkan bahwa Adam menunjukkan risiko signifikan untuk menyakiti diri sendiri, termasuk pemikiran untuk mengakhiri hidup yang sudah ada sebelum ia berinteraksi dengan ChatGPT.