Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbagai macam alat AI
ilustrasi berbagai macam alat AI (unsplash.com/Solen Feyissa)

Intinya sih...

  • ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI dengan fokus pada teknologi AI yang mudah diakses dan fleksibel untuk berbagai aplikasi.

  • Claude adalah produk dari Anthropic, dengan pendekatan keamanan yang kuat dan perilaku yang lebih hati-hati dalam merespons.

  • ChatGPT dikenal ramah, informatif, dan fleksibel dalam gaya percakapan, sementara Claude cenderung lebih formal, stabil, dan hati-hati.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Claude dan ChatGPT adalah dua model kecerdasan buatan atau AI canggih yang sedang naik daun berkat kemampuannya dalam memahami dan menghasilkan bahasa alami. Keduanya kerap digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti percakapan, pembuatan konten, sampai pemecahan masalah. Meski tujuan utamanya sama, karakter dan cara kerja keduanya punya banyak perbedaan menarik.

Di sini, kita akan membahas perbandingan antara Claude dan ChatGPT dalam beberapa aspek utama. Dengan begitu, kamu bisa memahami keunggulan, kekurangan, serta penggunaan terbaik untuk masing-masing model. Simak sampai selesai, ya!

1. Pengembang dan latar belakang

ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, salah satu organisasi riset AI paling berpengaruh di dunia. Model ini berbasis arsitektur GPT (Generative Pre-trained Transformer) dengan versi populer seperti GPT-3 dan GPT-4. Fokus OpenAI adalah menghadirkan teknologi AI yang mudah diakses dan bisa digunakan dalam berbagai aplikasi, baik untuk konsumen maupun bisnis.

Sementara itu, Claude adalah produk dari Anthropic, perusahaan riset AI yang didirikan oleh beberapa mantan karyawan OpenAI. Anthropic menekankan pentingnya keamanan dan keselarasan AI sehingga setiap sistem yang mereka buat dirancang untuk berperilaku aman, etis, dan dapat diprediksi.

2. Filosofi desain dan keamanan

Perbedaan besar antara keduanya ada pada filosofi desain. ChatGPT dirancang untuk serbaguna dan fleksibel di berbagai bidang. Karena itu, ia perlu banyak penyesuaian agar tetap aman dari bias atau konten berbahaya. Meskipun memiliki banyak lapisan keamanan, ChatGPT kadang masih bisa menghasilkan output yang kurang tepat jika didorong oleh pertanyaan yang kreatif atau terlalu ambigu.

Claude sejak awal dibangun dengan fokus keamanan yang sangat kuat. Anthropic menggunakan pendekatan pelatihan bernama “Constitutional AI,” yang membuat Claude mengikuti prinsip etis tertentu secara mandiri. Akibatnya, Claude biasanya lebih berhati-hati dan lebih konservatif dalam merespons, terutama saat menghadapi pertanyaan yang sensitif.

3. Gaya percakapan dan nada bahasa

ilustrasi ChatGPT (unsplash.com/Aerps.com)

ChatGPT dikenal ramah, informatif, fleksibel, dan kreatif. Ia bisa menyesuaikan diri dengan berbagai tone, dari santai hingga profesional, dan sering memberikan penjelasan lengkap serta contoh untuk memudahkan pengguna.

Sebaliknya, Claude cenderung lebih formal, stabil, dan hati-hati. Demi alasan keamanan, Claude biasanya menghindari spekulasi dan hanya memberi jawaban yang dianggap benar-benar akurat. Dalam kasus tertentu, Claude bahkan bisa menolak menjawab jika dianggap berpotensi membahayakan atau berada di luar ruang lingkupnya. Ini membuatnya tampak lebih serius, tapi sering dianggap lebih dapat dipercaya di situasi sensitif.

4. Basis pengetahuan dan frekuensi pembaruan

Baik ChatGPT maupun Claude dilatih menggunakan dataset besar berisi buku, artikel, dan berbagai sumber internet hingga batas waktu tertentu. ChatGPT sering diperbarui oleh OpenAI demi meningkatkan akurasi dan cakupan informasi.

Claude juga memiliki jangkauan pengetahuan yang luas, meski detail pembaruannya tidak selalu dipublikasikan. Namun. karena lebih fokus pada keamanan, Claude cenderung menahan diri dari memberi jawaban spekulatif, bahkan ketika ia sebenarnya punya informasi terkait.

5. Integrasi dan akses API

OpenAI menyediakan API yang sangat stabil dan mudah digunakan sehingga pengembang bisa mengintegrasikan ChatGPT ke berbagai aplikasi seperti chatbot layanan pelanggan, alat coding, hingga platform penulisan konten. Infrastruktur OpenAI juga dikenal kuat dan siap untuk skala besar.

Anthropic juga menyediakan API Claude, tetapi dengan pendekatan yang lebih hati-hati. Mereka memprioritaskan pengguna enterprise atau bisnis yang membutuhkan sistem AI yang sangat aman. Karena itu, penggunaan API Claude mungkin punya lebih banyak batasan untuk mencegah penyalahgunaan.

6. Kemampuan pada tugas kompleks dan kreativitas

ilustrasi Claude (unsplash.com/Aerps.com)

ChatGPT unggul dalam tugas kreatif, seperti menulis cerita, membuat ide konten, hingga menjawab pertanyaan yang butuh pemikiran berlapis-lapis. Kreativitas dan fleksibilitas inilah yang membuatnya populer di kalangan kreator konten, mahasiswa, dan profesional.

Claude kuat dalam penalaran logis, analisis mendalam, dan penjelasan struktural. Namun, ia lebih berhati-hati dalam kreativitas bebas untuk menghindari hasil yang menyesatkan. Jadi, untuk ide yang unik atau eksploratif, ChatGPT biasanya lebih unggul, sedangkan Claude lebih cocok untuk akurasi dan konsistensi.

7. Pengalaman pengguna dan aksesibilitas

ChatGPT mudah diakses melalui situs resmi OpenAI dan terintegrasi dengan berbagai produk Microsoft, seperti Word dan Excel. Kepopulerannya membuat ChatGPT punya komunitas besar, banyak tutorial, serta berbagai tools pendukung.

Claude lebih ditujukan untuk kalangan profesional, bisnis, atau peneliti yang membutuhkan AI berstandar etika tinggi. Aksesnya lebih terbatas, dan antarmukanya dirancang lebih sederhana serta fokus pada fungsi.

ChatGPT dan Claude sama-sama merupakan AI canggih dengan tujuan membantu manusia bekerja lebih mudah. ChatGPT unggul dalam fleksibilitas, kreativitas, dan kemudahan penggunaan, sehingga cocok untuk kebutuhan umum, hiburan, hingga produksi konten. Claude lebih cocok bagi mereka yang membutuhkan sistem AI yang sangat aman, etis, dan dapat diprediksi, terutama di lingkungan sensitif seperti edukasi, hukum, atau bisnis yang diatur regulasi ketat.

Editorial Team