Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Notion
ilustrasi Notion (unsplash.com/Team Nocoloco)

Intinya sih...

  • Kolaborasi dan editing real-time

  • Struktur dokumen dan konten

  • Fitur manajemen proyek

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat bekerja dalam tim, menggunakan alat kolaborasi yang tepat bisa membuat produktivitas naik drastis. Dua platform yang sering dipakai adalah Notion dan Google Docs. Keduanya sama-sama populer, tapi sebenarnya punya fungsi dan kekuatan yang cukup berbeda. Pemilihan yang tepat bakal sangat berpengaruh pada kelancaran workflow tim.

Kalau Google Docs dikenal sebagai raja kolaborasi dokumen real-time, Notion justru lebih terkenal sebagai workspace serba bisa yang bisa dijadikan project manager, wiki perusahaan, sampai pusat dokumentasi. Nah, supaya kamu tidak salah pilih, yuk kita bahas perbandingan utama antara Notion dan Google Docs untuk kolaborasi tim.

1. Kolaborasi dan editing real-time

Google Docs jelas menang dalam urusan edit bersama tanpa drama. Banyak orang bisa mengedit di waktu yang sama tanpa nge-lag, dan perubahan muncul detik itu juga. Fitur komentarnya lengkap, ada suggested edits untuk revisi yang rapi, dan pengaturan aksesnya sangat granular.

Notion memang mendukung real-time editing, tapi pengalaman edit bersama kadang kurang mulus. Notion lebih unggul sebagai workspace kolaborasi, bukan sebagai tool co-writing murni. Jadi, kalau fokus utama tim adalah menulis bersama secara intens, Google Docs tetap juaranya.

2. Struktur dokumen dan konten

Google Docs menawarkan gaya dokumen yang linear dan sederhana sehingga lebih cocok untuk laporan, artikel, catatan meeting, atau dokumen teks panjang. Sebaliknya, Notion memakai sistem block-based yang super fleksibel. Kamu bisa memasukkan teks, gambar, video, file, bahkan database ke dalam satu halaman.
Kelebihan ini membuat Notion ideal untuk membuat wiki tim, knowledge base, dokumen multi-layer, atau project hub. Namun, fleksibilitas ini biasanya datang dengan learning curve yang sedikit menantang bagi pemula.

3. Fitur manajemen proyek

ilustrasi Google Docs (dok. Google)

Membahas soal fitur project management, Notion menang telak. Kamu bisa membuat database, to-do list, kanban board, kalender, timeline, checklist berulang, bahkan template otomatis. Semua itu bisa disusun dalam satu workspace terintegrasi.

Google Docs tidak punya fitur manajemen proyek bawaan. Platform ini hanya fokus pada pembuatan dokumen. Jadi, untuk tim yang butuh alat all-in-one, Notion lebih relevan.

4. Integrasi dan ekosistem

Google Docs punya keunggulan besar karena masuk dalam ekosistem Google Workspace yang terdiri atas Sheets, Slides, Calendar, Drive, hingga Gmail. Workflow jadi terasa seamless kalau timmu sudah terbiasa menggunakan layanan Google.

Notion mendukung banyak integrasi pihak ketiga dan lebih fleksibel, tapi kadang butuh setup tambahan. Sinkronisasi beberapa integrasi pun bisa sedikit terlambat. Pilihan terbaik bergantung pada ekosistem yang sudah digunakan timmu.

5. Pengalaman pengguna dan kemudahan belajar

Google Docs sangat mudah dipahami karena tampilannya familiar seperti word processor pada umumnya. Hampir semua orang bisa langsung menggunakannya tanpa tutorial.

Di sisi lain, Notion memiliki antarmuka modern yang powerful, tapi karena fiturnya banyak, pengguna baru sering merasa kewalahan. Butuh waktu untuk terbiasa dengan sistem blok, database, dan template-nya.

6. Versi dokumen dan riwayat revisi

ilustrasi lambang Notion (unsplash.com/appshunter.io)

Google Docs menawarkan history yang lengkap, mudah dilihat, dibandingkan, dan dipulihkan. Fitur comment dan suggested edit juga sangat mendukung proses review.

Notion juga punya riwayat perubahan, tetapi tidak se-granular dan tidak se-user-friendly Google Docs. Untuk tim yang banyak melakukan revisi teks panjang, Google Docs tetap lebih aman.

7. Harga dan aksesibilitas

Google Docs gratis bagi pengguna dengan akun Google, dan fitur tambahan tersedia lewat paket Google Workspace. Aksesnya juga luas, bisa dari web, desktop, dan mobile.

Notion menyediakan uji coba gratis, tetapi ada batasan pada penggunaan block dan fitur tertentu. Versi berbayarnya membuka semua kemampuan Notion, termasuk fitur kolaborasi lanjutan.

Kalau timmu mengutamakan kolaborasi dokumen real-time, revisi cepat, dan workflow sederhana, Google Docs adalah pilihan terbaik. Namun, kalau kamu butuh workspace yang lebih serbaguna, maka Notion akan terasa jauh lebih powerful. Pada akhirnya, pilihan terbaik bergantung pada prioritas timmu: kesederhanaan dan kecepatan, atau fleksibilitas dan fungsionalitas yang luas? 

Editorial Team