perbandingan FWA dan Starlink dalam hal kecepatan unduh dan unggah (opensignal.com)
Starlink hadir di Indonesia dengan dukungan pemerintah untuk memperluas konektivitas di sektor pendidikan, kesehatan, hingga layanan maritim. Namun, keberadaannya juga dihadapkan pada sejumlah persoalan regulasi dan persaingan pasar. Menurut Opensignal, sebelum diluncurkan resmi pada Mei 2024, Starlink telah memperoleh izin VSAT dan ISP, tetapi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mewajibkan pembangunan Network Operations Center (NOC) lokal agar aktivitas jaringan dapat dimonitor secara langsung.
Selain itu, kebijakan roaming pada paket Jelajah menjadi isu kontroversial. Fitur mobilitas yang memungkinkan pengguna berpindah lokasi dinilai melanggar aturan karena operator fixed broadband dilarang menyediakan roaming di darat, kecuali untuk penggunaan di kapal atau dalam jangka waktu terbatas. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga merekomendasikan agar layanan Starlink dibatasi di wilayah 3T untuk menjaga keseimbangan pasar dengan operator lokal. Namun, data Opensignal menunjukkan sekitar 17,3 persen aktivitas Starlink justru berasal dari wilayah perkotaan sehingga menandakan permintaan yang meluas di luar mandat awalnya.
Setelah satu tahun beroperasi, Starlink terbukti memberikan kontribusi nyata dalam memperluas akses internet di wilayah terpencil Indonesia. Layanan ini menjadi solusi vital di daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan serat optik maupun menara seluler. Namun, keberhasilan tentu saja tidak datang tanpa tantangan. Penurunan kecepatan akibat kemacetan jaringan, biaya tinggi bagi pelanggan baru, serta tekanan regulasi masih menjadi hambatan utama dalam ekspansinya.
Ke depan, keberhasilan Starlink di Indonesia akan bergantung pada tiga faktor kunci. Pertama, peningkatan kapasitas jaringan agar mampu menampung permintaan tinggi. Kedua, peningkatan stabilitas performa untuk menjaga pengalaman pengguna. Terakhir, kemampuan menempatkan diri sebagai teknologi pelengkap bagi FWA dan fiber, bukan pesaing langsung. Jika tantangan ini dapat diatasi, Starlink berpotensi memainkan peran penting dalam ekosistem digital Indonesia dan mendukung visi pemerintah menuju pemerataan konektivitas nasional.