Tahun 2025 menjadi momen penting bagi pengguna Gmail, dengan munculnya seruan untuk mengganti alamat email demi keamanan. FBI telah memperingatkan lonjakan ancaman siber, terutama di musim liburan yang diwarnai dengan risiko phishing, malware, dan serangan spam yang lebih canggih.
Meski Google mampu memblokir lebih dari 99,9 persen ancaman ini, para ahli keamanan siber menilai langkah itu belum cukup.
McAfee melalui laman Forbes menyoroti tren baru. Para pelaku kejahatan siber kini memanfaatkan teknologi AI untuk menciptakan penipuan yang semakin sulit dideteksi. Gmail sendiri tengah meluncurkan model AI terbaru untuk memperkuat pertahanannya, namun ancaman ini menuntut langkah tambahan bagi para penggunanya.