Perusahaan aplikasi pesan pendek berbasis di Jepang, LINE, tahun ini kembali menghadirkan kompetisi kreatif digital yang berhasil mengajak 15 ribu insan kreatif untuk berkarya, yakni melalui LINE Creativate 2016, yang berlangsung sejak Oktober. Ongki Kurniawan, Managing Director LINE Indonesia, mengklaim, acara ini merupakan kompetisi kreatif terbesar di Tanah Air, bahkan terbesar di Asia Tenggara.
Musababnya, pihak perusahaan mengadakan beragam kompetisi yang mengajak masyarakat mengasah kreativitasnya. Di antaranya kompetisi Webtoon, LINE Sticker, dan LINE Game Development. Kompetisi ini melibatkan insan kreatif yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah yang masif. Bisa dibilang, skala penyelenggaraannya setingkat nasional.
Pada puncaknya, yang digelar pada 18 hingga 20 November 2016 di Gandaria City, Jakarta Selatan, diumumkan pemenang yang berhasil mengantongi nilai-nilai terbaik. Menariknya, di kompetisi ini, pemenang justru berasal dari daerah, tak terpusat di Ibu Kota. Penyabet juara untuk kompetisi Webtoon, misalnya, berasal dari Banjarnegara, yakni Anggoro Adhi Nugroho untuk pemenang pertama. Selanjutnya, Aditya Wahyu Budiawan dari Klaten untuk juara kedua, dan Wikan Narendra dari Yogyakarta untuk juara kedua.
Kemudian, pemenang untuk kompetisi LINE Sticker ialah Thoma Prayoga dari Jakarta untuk juara pertama, Edi Jatmiko dari Yogyakarta untuk juara kedua, dan Bangkit Myarso dari Surabaya untuk juara ketiga. Sedangkan LINE Game Development dimenangkan Dara Anita dari Yogyakarta (juara pertama), Armandarius Darmadadji dari Surabaya (juara kedua), dan Wilson Tjandra dari Jakarta (juara ketiga).
Muatan karya yang dikompetisikan pun harus yang mengandung unsur keindonesiaan, bahkan mengangkat pesoalan-persoalan sosial yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Seperti komik karya Aditya (juara kedua)—pemuda yang baru lulus SMK N 1 Tulung Klaten—menyentil realitas kehidupan rakyat Indonesia dari kacamata orang asing. Selanjutnya, game karya Dara Anita mengangkat budaya becak di kotanya, Yogyakarta, sebagai obyek utama yang ditonjolkan.
Tahun ini, LINE Creativate 2016 sudah memasuki kali kedua. Sebelumnya, acara serupa digelar pada 2015. Menurut Ongki, wadah yang disediakan LINE dimunculkan sebagai pancingan agar orang-orang kreatif di Indonesia tidak menenggelamkan bakat mereka dan mulai berani unjuk diri. “LINE melihat ada perkembangan baik untuk para kreator di Indonesia,” ujarnya di Gandaria City, Jakarta Selatan, 18 November 2016.
Beruntung lantaran LINE didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia untuk menggelar acara ini. Triawan Munaf, Kepala Bekraf, berujar, misi LINE sejalan dengan komitmen badan pelat merah itu untuk melakukan akselerasi peningkatan kualitas dan kuantitas karya-karya anak bangsa, utamanya di bidang grafis, animasi, dan apps developer.
“LINE adalah partner tepat karena progresif dan terus berkreasi membuat anak-anak muda bisa menciptakan karya kreatif yang tingkatannya dunia,” ujarnya.
Dukungan Bekraf tak sebatas memperjuangkan agar karya-karya anak bangsa dilindungi hak cipta, tapi juga membuka jalan supaya mereka bisa melebarkan sayap hingga tingkat dunia. Hal senada diujarkan pula oleh Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi, yang turut datang dalam acara LINE Creativate 2016. Menurut dia, Bekraf berhak mendukung program-program bermuatan positif yang mendorong masyarakat meningkatkan kreativitas. Sebab, secara tak langsung, hal ini bisa mendorong masyarakat untuk produktif. “Bayangkan, satu creator sticker pendapatannya bisa Rp 20 juta sehari,” ujarnya.
Tak sampai di sini, LINE juga menggelar beragam kegiatan semisal seminar dan pameran. Masyarakat yang ada di Jakarta dan sekitarnya bisa langsung mengunjungi booth LINE yang digelar di Atrium Gandaria City mulai 18 November hingga 20 November mendatang.
