Ilustrasi MAXStream Studios (IDN Times/Misrohatun)
Setelah melalui proses kurasi yang komprehensif, tiga film dari para sineas muda terpilih untuk mendapatkan pendanaan produksi dan mentoring. Ketiga film tersebut dipilih berdasarkan kreativitas, keunikan gagasan, serta kekuatan karakter dan alur ceritanya. Berikut ketiga karya terpilih:
Sutradara: Ayesha Alma Almera; Produser: Sohfy Pratiwi; Penulis: Alex Suhendra, Ayesha Alma Almera.
Sinopsis: Menceritakan Dunya, pria penghuni kontrakan yang hanya ingin terbebas dari bau pesing yang selalu muncul di bawah jendelanya setiap kali ada lomba burung dengan menaruh sesajen palsu. Tipuannya justru membuat jendelanya dianggap keramat dan memicu dinamika baru di kampungnya, hingga kedatangan seorang perempuan misterius yang mencari anaknya membawa Dunya pada situasi yang jauh lebih kelam.
Sutradara: Kurnia Alexander; Produser: Eliza Cheisa; Penulis: Kurnia Alexander
Sinopsis: Bercerita tentang Ayu, seorang buruh Jawa yang menjadi subjek film berdasarkan kisah nyata kecelakaan kerjanya di pabrik makanan milik perusahaan asing, dipasangkan dengan Susan, aktris blasteran Indo–Belanda yang memerankannya, untuk membuat video wisata kuliner Indonesia dan Belanda. Sejak awal, Ayu mengalami microaggression, sampai puncaknya, Ayu akhirnya meledak dan mengacaukan lokasi syuting sebagai langkah awal merebut kembali narasinya.
Sutradara: Mizam Fadilah Ananda; Produser: Rohil Fidiawan M, Wisnu Dwi Prasetyo; Penulis: Mizam Fadilah Ananda, Wisnu Dwi Prasetyo
Sinopsis: Mengikuti perjalanan Uli, anak tujuh tahun yang menjalani ritual kedewasaan dengan bertahan hidup seorang diri di hutan karst Kalimantan. Keyakinannya pada dongeng leluhur terguncang ketika ia menemukan kerusakan hutan dan jejak manusia modern, membuatnya melihat mesin pemotong kayu sebagai “roh baru” yang justru mengancam kelestarian tradisi komunitasnya.