ilustrasi membuat konten video pendek (unsplash.com/Elliot Teo)
Temuan dari Kompas menyebutkan bahwa Gen Z cenderung menyukai format video pendek yang cepat, instan, dan mudah dikonsumsi. Lebih dari itu, format video singkat terbukti punya dampak nyata terhadap perilaku. Penelitian Wahyudi, Rahmadhani, dan Evelyna berjudul The Impact of Short-Form Video Marketing, Influencer Relatability, and Trust Signals on Gen Z’s Purchase Intention (2025) menunjukkan bahwa konten video pendek berperan besar dalam mendorong niat beli konsumen. Video pendek efektif mampu menarik perhatian, menyampaikan pesan merek yang persuasif, serta memperkuat kredibilitas lewat trust signals yang mengurangi keraguan konsumen.
Video rasio geprek jadi candu baru Gen Z di Instagram karena memadukan estetika, kemudahan teknis, dan relevansi pada gaya hidup digital mereka. Format super lebar ini menghadirkan keunikan visual, nuansa sinematik, serta mudah dibuat lewat aplikasi editing gratis. Tidak sedikit yang memanfaatkannya sebagai medium ekspresi kreatif untuk menampilkan identitas digital yang lebih artistik. Hal ini sesuai karakter Gen Z yang adaptif dan cepat merespons tren visual terbaru.
Namun, penting diingat bahwa fenomena ini tidak bisa digeneralisasi sebagai selera seluruh Gen Z. Sebagian menganggap format ini menarik karena estetikanya, tetapi ada juga yang menilai terlalu rumit atau tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari. Bagi mereka, proses editing terasa memakan waktu. Di sisi lain, video sederhana dengan format standar dianggap lebih efektif dalam menyampaikan pesan.
Kendala teknis juga menjadi faktor lain yang membuat sebagian orang enggan. Video super lebar tidak selalu tampil optimal di berbagai perangkat dan kerap terpotong saat ditonton di platform tertentu. Selain itu, tren yang terlalu populer berisiko kehilangan sisi uniknya dan menimbulkan kejenuhan. Meski video rasio geprek berhasil mencuri perhatian, jelas bahwa ia tidak sepenuhnya mencerminkan preferensi seluruh Gen Z. Kira-kira, apakah kamu melihat video rasio geprek di Instagram sebagai tren yang bikin nagih atau tetap lebih nyaman menikmati konten standar yang sederhana?