Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi aplikasi Instagram
ilustrasi aplikasi Instagram (unsplash.com/Claudio Schwarz)

Intinya sih...

  • Format rasio geprek terasa berbeda dan menarik secara visual

  • Format lebar memberikan kesan seperti potongan film layar lebar

  • Video rasio geprek mudah untuk dibuat dan diakses

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Media sosial selalu melahirkan tren visual baru yang sukses menarik perhatian. Salah satu yang belakangan ramai dibicarakan adalah video rasio geprek. Istilah ini merujuk pada konten video dengan rasio super lebar (5120 × 1080 piksel) yang menciptakan ilusi seolah objek di dalamnya “digeprek” ke dalam frame. Format unik ini membuat tampilan video terasa estetik sekaligus eksperimental sehingga cepat memikat audiens muda.

Keunikan rasio geprek terletak pada perbedaannya dari format standar Instagram yang biasanya berbentuk vertikal (9:16) atau persegi. Perbedaan mencolok ini membuat video rasio geprek sebagai gaya baru dalam menampilkan konten yang mudah menarik perhatian. Tak heran, banyak yang menyebutnya sebagai “candu baru” bagi sebagian Gen Z. Namun, penting dicatat bahwa tidak semua anak muda ikut terhanyut dalam tren ini. Lantas, apa sebenarnya alasan video rasio geprek jadi candu baru Gen Z di Instagram? Yuk, simak pembahasan berikut!

1. Format rasio geprek terasa berbeda dan menarik secara visual

Video rasio geprek menjadi tren karena menawarkan sesuatu yang berbeda dari format konten Instagram pada umumnya. Idealnya, video rasio geprek berukuran sekitar 5120 × 1080 piksel sehingga tampilannya terlihat sangat lebar dan memberi perspektif visual yang jarang ditemui. Gen Z yang biasanya terbiasa menonton video vertikal di Reels atau Stories mendapatkan pengalaman baru saat menemukan format “geprek” ini. Keunikan tersebut membuat video mudah menarik perhatian di tengah banjirnya konten yang cenderung seragam.

Daya tarik utamanya terletak pada estetika visual, terutama bagi Gen Z yang lihai dalam berekspresi. Rasio geprek menciptakan ilusi seolah gambar dipadatkan yang menghadirkan kesan artistik sekaligus modern. Jadi, tidak sedikit orang terdorong untuk terus membuat konten berbentuk video maupun menonton video dalam format ini.

2. Format lebar memberikan kesan seperti potongan film layar lebar

ilustrasi layar lebar seperti di bioskop (unsplash.com/Marius GIRE)

Keunggulan utama video rasio geprek terletak pada kesan sinematik yang dihasilkan. Format lebar yang menyerupai layar bioskop membuat tampilan video terlihat lebih profesional dibandingkan format standar. Bagi Gen Z yang akrab dengan film dan video klip artistik, hal ini menjadi daya tarik tersendiri. Melalui smartphone untuk mengabadikan momen dan bantuan aplikasi editing sederhana, mereka bisa menghadirkan nuansa seperti potongan film layar lebar tanpa perlu peralatan mahal.

Bukan hanya sekadar merekam aktivitas sehari-hari, format geprek mampu mengubah momen biasa menjadi tampak dramatis. Banyak pengguna memanfaatkan gaya ini untuk mempertegas suasana perjalanan, keindahan pemandangan, atau momen spesial lainnya. Artinya, rasio geprek menghadirkan kombinasi aktivitas ekspresi harian dan estetika sinematik yang memikat perhatian audiens.

3. Video rasio geprek mudah untuk dibuat dan diakses

ilustrasi tampilan aplikasi Capcut (unsplash.com/appshunter.io)

Meskipun secara visual terlihat rumit, membuat video rasio geprek sebenarnya cukup sederhana. Aplikasi populer seperti Canva dan CapCut sudah menyediakan template serta fitur editing yang memudahkan siapa pun mencoba format ini. Gen Z yang terbiasa bereksperimen lewat aplikasi digital pun tidak membutuhkan keahlian tingkat tinggi untuk menghasilkan konten estetik. Maka dari itu, rasio geprek bisa diaplikasikan oleh siapa saja.

Untuk membuat video rasio geprek, kamu bisa memanfaatkan aplikasi gratis seperti CapCut atau Canva. Pertama, siapkan video atau foto yang akan diedit, lalu buka CapCut dan buat proyek baru. Kedua, ubah ukuran kanvas ke format super lebar, misalnya 5120 × 1080 piksel atau rasio sejenis, kemudian pilih "Add" atau Tambah. Ketiga, masukkan video ke dalam kanvas, lalu perbesar atau atur posisinya agar pas di bingkai. Setelah itu, tambahkan elemen pendukung seperti teks, musik, atau filter untuk memberi nuansa sinematik.

Terakhir, simpan hasil editan dalam kualitas tinggi dan unggah ke Instagram agar rasio geprek tetap terlihat jelas serta menarik. Kalau mau upload video rasio geprek ke Instagram, jangan lupa pilih Post, ya! Biar formatnya tetap utuh. Jika diposting ke Story, video biasanya terpotong sehingga kurang optimal.

4. Efek viral dan keinginan untuk eksperimental

ilustrasi editing video (unsplash.com/Sanjeev Nagaraj)

Tren rasio geprek berkembang bukan hanya karena tampilannya yang unik secara visual, tetapi juga karena faktor viral. Konten yang berbeda secara mencolok lebih mudah memancing komentar, dibagikan ulang, dan menarik perhatian di media sosial. Efek berantai ini membuat semakin banyak pengguna penasaran untuk mencoba serta menghadirkan versi mereka sendiri.

Gen Z yang dikenal memiliki rasa ingin tahu tinggi tentu tidak ingin tertinggal sehingga muncul fenomena FOMO atau fear of missing out. Format rasio geprek memungkinkan mereka menjajal berbagai gaya visual, mulai dari pemilihan musik, penggunaan filter, teknik color grading, hingga pengembangan storytelling. Dorongan eksplorasi inilah yang akhirnya mengukuhkan video rasio geprek sebagai medium kreatif baru.

5. Kecocokan dengan budaya konten pendek dan konsumsi cepat

ilustrasi membuat konten video pendek (unsplash.com/Elliot Teo)

Temuan dari Kompas menyebutkan bahwa Gen Z cenderung menyukai format video pendek yang cepat, instan, dan mudah dikonsumsi. Lebih dari itu, format video singkat terbukti punya dampak nyata terhadap perilaku. Penelitian Wahyudi, Rahmadhani, dan Evelyna berjudul The Impact of Short-Form Video Marketing, Influencer Relatability, and Trust Signals on Gen Z’s Purchase Intention (2025) menunjukkan bahwa konten video pendek berperan besar dalam mendorong niat beli konsumen. Video pendek efektif mampu menarik perhatian, menyampaikan pesan merek yang persuasif, serta memperkuat kredibilitas lewat trust signals yang mengurangi keraguan konsumen.

Video rasio geprek jadi candu baru Gen Z di Instagram karena memadukan estetika, kemudahan teknis, dan relevansi pada gaya hidup digital mereka. Format super lebar ini menghadirkan keunikan visual, nuansa sinematik, serta mudah dibuat lewat aplikasi editing gratis. Tidak sedikit yang memanfaatkannya sebagai medium ekspresi kreatif untuk menampilkan identitas digital yang lebih artistik. Hal ini sesuai karakter Gen Z yang adaptif dan cepat merespons tren visual terbaru.

Namun, penting diingat bahwa fenomena ini tidak bisa digeneralisasi sebagai selera seluruh Gen Z. Sebagian menganggap format ini menarik karena estetikanya, tetapi ada juga yang menilai terlalu rumit atau tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari. Bagi mereka, proses editing terasa memakan waktu. Di sisi lain, video sederhana dengan format standar dianggap lebih efektif dalam menyampaikan pesan.

Kendala teknis juga menjadi faktor lain yang membuat sebagian orang enggan. Video super lebar tidak selalu tampil optimal di berbagai perangkat dan kerap terpotong saat ditonton di platform tertentu. Selain itu, tren yang terlalu populer berisiko kehilangan sisi uniknya dan menimbulkan kejenuhan. Meski video rasio geprek berhasil mencuri perhatian, jelas bahwa ia tidak sepenuhnya mencerminkan preferensi seluruh Gen Z. Kira-kira, apakah kamu melihat video rasio geprek di Instagram sebagai tren yang bikin nagih atau tetap lebih nyaman menikmati konten standar yang sederhana?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team