Yandex Gelar Seminar di UI, Bahas Perkembangan AI

Intinya sih...
- UI dan Yandex mengadakan seminar AI
- Seminar UI fokus pada data science, super computer, dan etika AI
Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan perusahaan teknologi internasional Yandex dalam menyelenggarakan seminar komprehensif mengenai kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Ini merupakan acara kelima dari serangkaian kampanye yang diluncurkan oleh perusahaan yang berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menurut keterangan resmi.
Seluruh rangkaian kampanye tersebut membahas lanskap AI di Indonesia, mengeksplorasi praktik terbaik, dan mendiskusikan bagaimana AI dapat membantu mendorong lingkungan digital yang lebih aman.
Diikuti 350 peserta
Yandex telah menyelenggarakan empat seminar yang bekerja sama dengan universitas-universitas besar di Indonesia, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dihadiri 350 peserta dan membentuk wadah untuk berdiskusi mengenai kemampuan AI serta etikanya.
Pada seminar pertama, Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria mengatakan bahwa Kominfo berkomitmen untuk berkolaborasi dengan semua pihak, membantu ekosistem AI.
"Kami mengadvokasi kepentingan nasional untuk memastikan bahwa pengembangan tata kelola AI memberikan landasan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia," kata Nezar.
Dia juga menyuarakan keprihatinan negara-negara berkembang di mana diskusi tata kelola AI harus seimbang, tidak hanya pada aspek keamanan tetapi juga dampak pada perekonomian.
"Kami berharap dapat mengadakan pertemuan serupa dan diskusi lebih lanjut dengan pemangku kepentingan lainnya. Mari berkolaborasi untuk meningkatkan ekosistem AI di Indonesia,” jelasnya.
Seminar fokus pada perkembangan terkini
Seminar di UI sendiri fokus pada perkembangan terkini seperti data science, super computer, AI generatif, dan etika AI.
Adapun yang mengisi materi dalam agenda tersebut adalah Firdaus R. Rony, Direktur UI Advisory; Prof Dr Arry Yanuar, Dekan Fakultas Farmasi; Dr. Muhammad Hilman, Dosen Fakultas Ilmu Komputer; Prof Alhadi Bustamam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Alexander Popovskiy, VP Strategy, Yandex Search; Alexander Krainov, Direktur Pengembangan AI, Yandex.
Firdaus R. Rony menyampaikan harapannya terhadap kolaborasi Indonesia-Rusia di masa depan pada bidang data science dan AI.
Dalam kesempatan yang sama, Alexander Popovskiy menyampaikan upayanya untuk mencapai keseimbangan antara inovasi serta menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam mengembangkan solusi AI dan pembelajaran mesin.
"Pendekatan ini berperan penting dalam membantu Yandex mengembangkan kode etik AI Rusia bersama dengan aliansi AI negara tersebut, lembaga publik, dan komunitas ilmiah," jelas Popovskiy.
Sementara itu, Alexander Krainov memberikan penjelasan rinci tentang sejarah modern AI, mengeksplorasi asal usul jaringan saraf dan AI generatif.
Dia menelusuri evolusinya hingga saat diperkenalkannya AlexNet pada tahun 2012, menunjukkan kemampuan jaringan saraf dalam melakukan tugas pengenalan gambar dan model pertama yang dapat menghasilkan gambar, musik, dan teks yang semakin tidak dapat dibedakan dari konten buatan manusia.
Berbagai tanggapan dari ahli
Sementara itu, Dekan FMIPA UI, Prof Alhadi Bustamam mencatat bahwa ada beberapa masalah yang mungkin terjadi di masa depan, termasuk ketergantungan data science pada ketersediaan data, kekhawatiran seputar privasi dan keamanan, dan potensi penyalahgunaan AI.
Lewat bahasannya menyoal "Data Science and AI Horizons: Navigating The Current Landscape and Future Prospects", dia mengeksplorasi cara matematika, ilmu data, dan AI dapat membantu mengatasi tantangan dunia nyata dengan meningkatkan proses pengambilan keputusan, mitigasi risiko, mendeteksi penipuan, dan menganalisis tren untuk perbaikan berkelanjutan.
Berbeda dengan Alhadi Bustaman, Dr. Muhammad Hilman membahas titik temu antara AI dan high-performance computing (HPC), menyoroti peran klub mahasiswa yang independen dalam penelitian topik tersebut.
"Penelitian kami dengan HPC mencakup simulasi tingkat lanjut, analisis data, dan kolaborasi interdisipliner, serta menarik talenta. Banyak ilmuwan dari seluruh dunia yang ingin datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian kolaboratif," ujarnya.
Khusus untuk ranah industri farmasi, Prof Dr Arry Yanuar menguraikan berbagai jenis AI yang digunakan dalam industri ini antara lain machine learning, deep learning, natural language processing, robotika dan PP otomatisasi, serta pemodelan dan simulasi prediktif.
Dia menekankan peran AI dalam mempercepat proses penemuan obat dengan memanfaatkan kemajuan terbaru dalam data besar, bioinformatika, dan kimia.
Turut hadir juga tim proyek RISTEK UI dalam seminar, mahasiswa fakultas ilmu komputer Oey Joshua, Bryan T, dan Nyoo Steven yang mempresentasikan solusi bertenaga AI untuk industri hukum.
Tim tersebut mengusulkan sebuah alat yang akan membantu pembuat kebijakan dan mahkamah konstitusi dengan menyederhanakan proses peringkasan generatif, pengambilan undang-undang, pemrosesan dokumen, dan kelengkapan hukum.