Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
BYD Tang (byd.com)

Intinya sih...

  • 20 dealer BYD di Provinsi Shandong, China, tutup karena krisis finansial sejak April 2025.
  • Krisis dipicu oleh manajemen internal Qiancheng yang terlalu agresif dalam ekspansi dan menyalahkan BYD atas perubahan kebijakan.
  • Ribuan pelanggan merasa ditelantarkan dan menuntut pengembalian dana serta kejelasan layanan yang telah mereka bayar.

Sebanyak 20 dealer BYD di Provinsi Shandong, China, tutup. Dealer-dealer ini, seperti dikutip dari CarnewsChina, yang berada di bawah naungan Shandong Qiancheng Holdings, mengalami krisis finansial serius sejak April 2025. Masalah ini tidak hanya berdampak pada penjualan kendaraan, tetapi juga membuat ratusan pelanggan yang sudah membayar di muka merasa dirugikan.

Sebagai salah satu dealer terbesar BYD di Tiongkok, Jinan Qiansheng dulunya dijuluki sebagai dealer nomor satu. Namun, kini mereka justru dikenal karena kebangkrutannya. Banyak konsumen yang telah membayar layanan seperti asuransi tiga tahun, perawatan, hingga pelindung bodi kini kehilangan hak mereka karena diler-diler tersebut tutup dan ditinggalkan begitu saja.

1. Masalah dimulai dari kesalahan manajemen dan utang

ilustrasi pajak mobil (pexels.com/Саша Алалыкин)

Menurut pihak BYD, krisis ini dipicu oleh manajemen internal Qiancheng yang dinilai terlalu agresif dalam melakukan ekspansi. Mereka memperluas jaringan dealer dengan cepat dan mengandalkan utang untuk operasionalnya. Akibatnya, ketika situasi keuangan mulai goyah, mereka tidak mampu menutup kewajiban, termasuk pengembalian uang pelanggan yang telah membayar asuransi tahun kedua dan ketiga.

Sebaliknya, Qiancheng justru menyalahkan BYD. Dalam dokumen internalnya, mereka menyebut bahwa perubahan kebijakan BYD dalam dua tahun terakhir justru menyulitkan mereka menjaga arus kas. Mereka juga menyebut kondisi pasar otomotif di Shandong sedang buruk, ditambah kebijakan perbankan yang makin ketat, membuat kondisi makin parah.

2. Ribuan konsumen mencari keadilan

ilustrasi BYD Dolphin (byd.com)

Dampaknya, ribuan pelanggan yang sudah membayar uang muka antara 10.000 hingga 15.000 yuan untuk berbagai paket layanan kini merasa ditelantarkan. Banyak dari mereka membentuk kelompok perlindungan hak dan menuntut penyelesaian dari pihak dealer maupun BYD. Mereka menuntut pengembalian dana dan kejelasan tentang layanan yang telah mereka bayar.

Sayangnya, hingga akhir Mei 2025, belum ada solusi konkret dari Qiancheng maupun BYD. Banyak konsumen kecewa karena tidak ada kejelasan siapa yang akan bertanggung jawab atas kerugian mereka. Beberapa dealer 4S yang ditutup memang sudah diambil alih oleh dealer lain, namun belum tentu menyelesaikan masalah yang ada.

3. Kredibilitas merek dipertanyakan

BYD Tang (byd.com)

Kasus ini membuat citra BYD ikut tercoreng. Banyak konsumen mengaku membeli mobil BYD karena percaya pada reputasi brand, namun sekarang merasa dikhianati karena diler resmi justru menghilang. Walaupun BYD mengaku telah memberikan dukungan dan menstabilkan jaringan diler, kepercayaan publik sudah mulai goyah.

Insiden ini juga menjadi pelajaran penting bagi produsen otomotif lainnya untuk lebih ketat memantau operasional jaringan dealer mereka. Krisis ini memperlihatkan betapa pentingnya tanggung jawab bersama antara produsen dan jaringan distribusinya, agar konsumen tidak menjadi korban saat masalah muncul.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team