Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengendarai mobil (unsplash.com/pvproduction)
ilustrasi mengendarai mobil (unsplash.com/pvproduction)

Intinya sih...

  • Pahami kapasitas baterai kendaraanmu dan rutin pantau statusnya

  • Gunakan aplikasi peta untuk temukan lokasi charging station

  • Bangun kebiasaan berkendara yang efisien dan percaya pada teknologi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buat kamu yang baru beralih ke kendaraan listrik, rasa cemas soal jarak tempuh alias range anxiety mungkin masih sering muncul. Kekhawatiran baterai tiba-tiba habis di tengah jalan kerap bikin orang urung bepergian jauh.

Rasa cemas itu muncul bukan semata karena teknologi baterai, melainkan karena ketidakyakinan pengguna terhadap jarak tempuh dan ketersediaan tempat pengisian. Namun kabar baiknya, seiring waktu dan pemahaman yang lebih baik, range anxiety bisa diatasi dengan mudah.

1. Pahami betul kapasitas dan rutin pantau baterai kendaraanmu

ilustrasi memantau baterai mobil listrik (wuling.id)

Langkah pertama adalah mengenali karakter baterai kendaraan sendiri. Setiap mobil atau motor listrik punya kapasitas dan efisiensi berbeda tergantung gaya berkendara, suhu, dan kondisi jalan. Begitu kamu tahu rata-rata jarak tempuh per pengisian penuh, kamu bisa memperkirakan dengan realistis kapan perlu isi ulang tanpa panik.

Selain itu, biasakan memantau status baterai lewat aplikasi bawaan atau tampilan digital di dasbor. Banyak kendaraan listrik kini punya sistem prediksi jarak tempuh yang menyesuaikan pola berkendara harian. Dari situ, kamu bisa lebih tenang karena tahu kapan waktu ideal untuk mengisi daya sebelum kehabisan di tengah perjalanan.

2. Gunakan aplikasi peta untuk memantau lokasi charging station

ilustrasi mengisi baterai motor listrik (wuling.id)

Sekarang, aplikasi peta digital sudah jauh lebih canggih dan ramah bagi kendaraan listrik. Google Maps, PlugShare, atau ChargeSPOT bisa menampilkan lokasi SPKLU secara real-time, lengkap dengan jenis konektor dan status ketersediaan. Jadi, kamu gak perlu takut nyasar mencari tempat isi daya di kota yang belum kamu kenal.

Kamu juga bisa merencanakan rute perjalanan dengan menambahkan titik pengisian daya di sepanjang jalan. Langkah kecil ini membantu mencegah situasi darurat saat baterai mulai menipis. Usai itu, perjalanan jauh pun terasa lebih santai karena kamu tahu selalu ada tempat berhenti sejenak buat mengisi daya.

3. Bangun kebiasaan berkendara yang efisien

ilustrasi belajar menyetir mobil (freepik.com/pvproduction)

Gaya berkendara tentu sangat memengaruhi daya tahan baterai. Akselerasi mendadak, kecepatan tinggi, atau penggunaan AC secara berlebihan bisa mempercepat pengurasan daya. Sebaliknya, mengemudi dengan tempo stabil dan memanfaatkan mode eco driving bisa memperpanjang jarak tempuh secara signifikan.

Manfaatkan juga fitur regenerative braking yang banyak ada di mobil listrik modern. Fitur ini mengubah energi pengereman jadi daya tambahan bagi baterai, menambah jarak tempuh beberapa kilometer. Kalau sudah terbiasa dengan cara ini, kamu akan sadar bahwa efisiensi bukan cuma soal irit daya, tapi juga soal ketenangan di jalan.

4. Percaya pada teknologi dan pengalaman pribadi

ilustrasi mobil listrik (wuling.id)

Seiring waktu, kamu akan makin percaya diri berkendara listrik karena teknologi terus berkembang. Sistem navigasi kini bisa memperkirakan sisa jarak tempuh secara akurat, bahkan menyarankan tempat pengisian daya terdekat secara otomatis. Semua itu dirancang agar pengguna bisa fokus menikmati perjalanan, bukan sibuk memikirkan baterai.

Namun, faktor psikologis tetap punya peran penting. Semakin sering kamu melakukan perjalanan tanpa kendala, semakin kecil pula rasa takut yang tersisa. Nyatanya, range anxiety perlahan hilang bukan karena fitur baru, melainkan karena pengalaman yang membuatmu terbiasa dan yakin.

Range anxiety sebenarnya wajar dialami di awal transisi menuju kendaraan listrik. Tapi begitu kamu memahami karakter baterai dan merencanakan rute dengan baik, rasa cemas itu akan hilang dengan sendirinya. Apakah kamu salah satu yang mengalami masalah ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team