Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengendara mobil menggunakan sabuk pengaman (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi pengendara mobil menggunakan sabuk pengaman (pexels.com/Ron Lach)

Intinya sih...

  • Sabuk pengaman mencegah cedera parah dan kematian saat kecelakaan, mengurangi risiko patah tulang, pendarahan internal, dan cedera leher.

  • Tubuh bisa terlempar keluar kendaraan tanpa sabuk pengaman, meningkatkan risiko luka fatal dan sulitnya proses pertolongan.

  • Tidak memakai sabuk pengaman meningkatkan dampak benturan bagi penumpang lain, melanggar aturan lalu lintas, dan menurunkan peluang bertahan hidup saat kecelakaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Berkendara di jalan raya butuh kesiapan penuh, termasuk soal keselamatan. Salah satu yang sering diremehkan adalah sabuk pengaman. Padahal, fungsinya vital untuk menahan tubuh saat benturan dan mencegah cedera serius hingga kematian. Banyak orang masih malas memakainya, entah karena jarak dekat atau merasa terganggu, padahal risiko kecelakaan bisa muncul di mana saja, bahkan di jalan kota atau area parkir.

Selain itu, tidak memakai sabuk pengaman juga melanggar aturan lalu lintas. Data menunjukkan korban tanpa sabuk pengaman memiliki risiko kematian lebih tinggi, bahkan di kecepatan rendah sekalipun. Bukan hanya pengemudi dan penumpang depan, penumpang belakang juga bisa celaka atau mencelakai orang lain jika tidak terikat. Keselamatan di jalan bukan cuma soal kemampuan mengemudi, tapi juga soal disiplin menggunakan fitur pengaman. Berikut 5 risiko yang bisa terjadi kalau nekat berkendara tanpa sabuk pengaman.

1. Risiko cedera parah saat kecelakaan

ilustrasi pengendara mobil menggunakan sabuk pengaman (pexels.com/cottonbro studio)

Sabuk pengaman didesain untuk menahan tubuh pada posisi aman ketika mobil mengalami benturan. Tanpa pengaman ini, tubuh akan bergerak bebas dan menghantam bagian dalam kendaraan. Benturan keras pada dashboard, setir, atau kaca depan bisa mengakibatkan cedera serius, bahkan kematian. Dalam kecepatan 50 km/jam saja, tubuh bisa terdorong dengan kekuatan setara jatuh dari lantai lima gedung. Selain melindungi bagian kepala dan dada, sabuk pengaman juga meminimalkan risiko patah tulang. Dalam banyak kasus, korban yang tidak memakainya mengalami pendarahan internal akibat benturan keras. Cedera seperti ini sering kali sulit terlihat dari luar, tapi sangat berbahaya bagi organ vital.

Efek lainnya adalah whiplash atau cedera leher akibat kepala terhentak mendadak. Tanpa sabuk pengaman, leher akan menanggung beban luar biasa, yang bisa berujung pada kelumpuhan permanen. Bahkan, benturan ringan pun tetap bisa memicu cedera serius bila posisi tubuh tidak terkendali. Data menunjukkan bahwa penggunaan sabuk pengaman dapat mengurangi risiko kematian hingga 50%. Angka ini membuktikan bahwa perlengkapan sederhana ini punya peran besar dalam menyelamatkan nyawa.

2. Tubuh bisa terlempar keluar kendaraan

ilustrasi pengendara mobil menggunakan sabuk pengaman (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu bahaya terbesar saat tidak memakai sabuk pengaman adalah risiko terlempar keluar dari kendaraan. Dalam kecelakaan parah, gaya dorong bisa membuat tubuh terpental keluar jendela atau pintu. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan luka fatal karena tubuh akan menghantam permukaan keras atau bahkan kendaraan lain. Terlempar keluar kendaraan juga membuat proses pertolongan semakin sulit. Korban bisa jatuh di lokasi berbahaya, seperti tengah jalan yang ramai atau jurang di pinggir jalan.

Kecepatan tinggi akan memperburuk dampaknya, meski kecelakaan pada kecepatan rendah pun tetap bisa berakibat fatal. Dalam beberapa kasus, korban yang terlempar justru mengalami cedera lebih parah dibanding yang tetap berada di dalam mobil. Alasannya, bagian luar kendaraan tidak punya perlindungan sama sekali untuk tubuh manusia. Bahkan, medan sekitar seperti batu, pohon, atau pagar bisa menjadi ancaman mematikan. Sabuk pengaman mencegah semua ini dengan menahan tubuh di kursi, sehingga meminimalkan risiko terpental. Meski terlihat sederhana, fungsi ini bisa jadi penentu hidup dan mati di situasi darurat.

3. Peningkatan dampak benturan bagi penumpang lain

ilustrasi pengendara mobil menggunakan sabuk pengaman (pexels.com/Ron Lach)

Tidak memakai sabuk pengaman tidak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga orang lain di dalam kendaraan. Saat terjadi benturan, tubuh yang tidak tertahan akan terdorong ke depan, menghantam penumpang lain. Dampaknya, cedera bisa berlipat ganda, bahkan pada mereka yang sudah memakai sabuk pengaman. Penumpang belakang yang tidak terikat sabuk pengaman berpotensi menjadi proyektil berbahaya. Dalam kecepatan tertentu, tubuh manusia bisa menekan penumpang depan dengan kekuatan setara ratusan kilogram.

Efek domino ini sering kali membuat semua penumpang mengalami luka serius. Kecelakaan semacam ini sudah banyak terekam dalam laporan keselamatan lalu lintas. Penumpang yang awalnya merasa aman di kursi depan tetap bisa cedera berat karena tertimpa penumpang dari belakang. Karena itu, penggunaan sabuk pengaman harus berlaku untuk semua penumpang, bukan hanya pengemudi. Aturan di beberapa negara bahkan sudah mewajibkan hal ini demi meminimalkan risiko pada semua pihak di kendaraan.

4. Melanggar aturan lalu lintas dan kena sanksi

ilustrasi pengendara mobil menggunakan sabuk pengaman (pexels.com/cottonbro studio)

Berkendara tanpa sabuk pengaman bukan hanya masalah keselamatan, tapi juga pelanggaran hukum. Di Indonesia, aturan ini tercantum jelas dalam undang-undang lalu lintas. Pelanggaran bisa berujung pada denda atau sanksi tilang. Selain sanksi finansial, pelanggaran berulang bisa mempengaruhi catatan berkendara seseorang. Catatan buruk ini dapat memengaruhi asuransi, izin mengemudi, bahkan reputasi di mata hukum. Fungsi aturan bukan sekadar formalitas, tapi untuk memastikan semua orang di jalan meminimalkan risiko kecelakaan fatal.

Mengabaikan sabuk pengaman berarti mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Kepatuhan terhadap aturan ini juga mencerminkan kesadaran dan tanggung jawab dalam berkendara. Menganggapnya sepele hanya akan membawa kerugian di masa depan.

5. Menurunkan peluang bertahan hidup saat kecelakaan

ilustrasi pengendara mobil menggunakan sabuk pengaman (pexels.com/Zakhar Vozhdaienko)

Kesempatan selamat dari kecelakaan sangat bergantung pada penggunaan sabuk pengaman. Alat ini membantu mendistribusikan gaya benturan ke bagian tubuh yang lebih kuat, seperti tulang pinggul dan bahu. Tanpanya, benturan langsung ke bagian vital bisa mengakibatkan kematian seketika. Sabuk pengaman bekerja bersama sistem keselamatan lain, seperti airbag. Namun, airbag tidak akan berfungsi maksimal jika tubuh tidak berada pada posisi yang tepat. Tanpa sabuk pengaman, airbag justru bisa melukai karena tubuh berada terlalu dekat saat kantung udara mengembang. Statistik menunjukkan bahwa korban yang memakai sabuk pengaman memiliki peluang dua kali lipat untuk selamat dibanding yang tidak. Ini berlaku di berbagai kondisi, baik di jalan tol, perkotaan, maupun pedesaan.

Mengabaikan sabuk pengaman adalah kesalahan besar yang bisa berakibat fatal. Alat sederhana ini dirancang untuk melindungi nyawa dan mengurangi cedera saat kecelakaan. Baik pengemudi maupun penumpang, semua punya risiko yang sama jika tidak memakainya. Lebih baik merasa sedikit tidak nyaman daripada mempertaruhkan keselamatan di jalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team